Belenggu Hidup: Pengalaman Suram Masa Lampau
Dalam kehidupan, ada berbagai hal yang dapat membelenggu kita. Satu hal yang sangat penting untuk kita sadari adalah pengalaman yang menyakitkan pada masa lalu. Pengalaman yang menimbulkan efek trauma yang mendalam.
Seseorang yang ditinggal oleh ibunya pada usia pertumbuhan, katakanlah usia 6-8 tahun, akan mengalami trauma yang sangat dalam. Banyak di antara mereka di kemudian hari enggan untuk berhubungan dengan orang lain. Atau seorang perempuan korban pelecehan seksual ketika masih kecil, dapat dipastikan menjadi takut dengan laki-laki. Seorang karyawan yang dipecat sepihak, sepanjang hidupnya akan menanggung kepahitan yang tiada terkira!
Belenggu hidup harus dihancurkan. Tetapi bagaimana? Bagaimana menjadi bebas dari belenggu masa lampau? Spiritualis Katolik dari India, Anthony de Mello memberikan kita latihan berikut. Namun ia mengingatkan, kunci keberhasilan dari latihan ini adalah iman dan rasa syukur.
Seandainya Anda menyadari bahwa Anda terpengaruh oleh salah satu dari pengalaman-pengalaman buruk di masa lampau, kembalilah pada pengalaman itu dalam kedamaian, ketenangan dan keheningan.
Jika Anda tidak berhasil, berbicaralah kepada Tuhan dan tetaplah tenang. Bayangkan Anda berada di sisi Tuhan, dan katakan kepada-Nya, “Tuhan, ini memang berat tapi aku percaya dan yakin bahwa Kau membiarkan ini terjadi demi kebaikanku. Mungkin aku tidak melihat di mana unsur baiknya, tetapi aku tahu kebaikan itu ada untuk aku.”
Lakukanlah ini dengan lembut. Jangan kasar. Jangan paksakan diri Anda. Kalau Anda merasa terganggu, tinggalkan, dan lanjutkan pada hari lain. Kendati demikian, penting untuk diingat, sekali latihan ini dimulai, lakukanlah sampai tuntas. Sampai selesai. Jangan berhenti di tengah jalan.
Mungkin Anda akan marah ketika mencoba mengontrol hati Anda sendiri. Tidak apa-apa. Marahlah. Meski demikian, Anda tetaplah untuk berdoa. Tuhan tidak akan marah. Ia bahkan senang, sebab Anda berani jujur di hadapan-Nya. Lupakan dulu latihan itu, dan kemudian ulangilah di hari lain.
Latihan ini memang butuh waktu. Pembebasan tidak begitu cepat terjadi. Ketika Anda merasakan sesuatu di dalam hati Anda, dan mengatakan kepada Tuhan bahwa Anda berani percaya kepada-Nya tentang baiknya rencana Tuhan bagi hidup Anda melalui peristiwa buruk di masa lampau, lanjutkan dengan langkah berikutnya: bersyukurlah kepada Tuhan!
Pada saat Anda dapat bersyukur kepada Tuhan atas kejadian yang menimpa, dan semua itu adalah untuk kebaikan Anda, lihatlah . . . Anda akan mengalami pembebasan. Belenggu itu akan runtuh.
SELAMAT BERLATIH!
Dalam kehidupan, ada berbagai hal yang dapat membelenggu kita. Satu hal yang sangat penting untuk kita sadari adalah pengalaman yang menyakitkan pada masa lalu. Pengalaman yang menimbulkan efek trauma yang mendalam.
Seseorang yang ditinggal oleh ibunya pada usia pertumbuhan, katakanlah usia 6-8 tahun, akan mengalami trauma yang sangat dalam. Banyak di antara mereka di kemudian hari enggan untuk berhubungan dengan orang lain. Atau seorang perempuan korban pelecehan seksual ketika masih kecil, dapat dipastikan menjadi takut dengan laki-laki. Seorang karyawan yang dipecat sepihak, sepanjang hidupnya akan menanggung kepahitan yang tiada terkira!
Belenggu hidup harus dihancurkan. Tetapi bagaimana? Bagaimana menjadi bebas dari belenggu masa lampau? Spiritualis Katolik dari India, Anthony de Mello memberikan kita latihan berikut. Namun ia mengingatkan, kunci keberhasilan dari latihan ini adalah iman dan rasa syukur.
Seandainya Anda menyadari bahwa Anda terpengaruh oleh salah satu dari pengalaman-pengalaman buruk di masa lampau, kembalilah pada pengalaman itu dalam kedamaian, ketenangan dan keheningan.
Jika Anda tidak berhasil, berbicaralah kepada Tuhan dan tetaplah tenang. Bayangkan Anda berada di sisi Tuhan, dan katakan kepada-Nya, “Tuhan, ini memang berat tapi aku percaya dan yakin bahwa Kau membiarkan ini terjadi demi kebaikanku. Mungkin aku tidak melihat di mana unsur baiknya, tetapi aku tahu kebaikan itu ada untuk aku.”
Lakukanlah ini dengan lembut. Jangan kasar. Jangan paksakan diri Anda. Kalau Anda merasa terganggu, tinggalkan, dan lanjutkan pada hari lain. Kendati demikian, penting untuk diingat, sekali latihan ini dimulai, lakukanlah sampai tuntas. Sampai selesai. Jangan berhenti di tengah jalan.
Mungkin Anda akan marah ketika mencoba mengontrol hati Anda sendiri. Tidak apa-apa. Marahlah. Meski demikian, Anda tetaplah untuk berdoa. Tuhan tidak akan marah. Ia bahkan senang, sebab Anda berani jujur di hadapan-Nya. Lupakan dulu latihan itu, dan kemudian ulangilah di hari lain.
Latihan ini memang butuh waktu. Pembebasan tidak begitu cepat terjadi. Ketika Anda merasakan sesuatu di dalam hati Anda, dan mengatakan kepada Tuhan bahwa Anda berani percaya kepada-Nya tentang baiknya rencana Tuhan bagi hidup Anda melalui peristiwa buruk di masa lampau, lanjutkan dengan langkah berikutnya: bersyukurlah kepada Tuhan!
Pada saat Anda dapat bersyukur kepada Tuhan atas kejadian yang menimpa, dan semua itu adalah untuk kebaikan Anda, lihatlah . . . Anda akan mengalami pembebasan. Belenggu itu akan runtuh.
SELAMAT BERLATIH!
No comments:
Post a Comment