BERBUAH KETAHANAN, MEMETIK PENGHARAPAN
ROMA 5:1-5
Rasul Paulus sangat memahami beratnya perjuangan orang-orang Kristen di Roma pada saat itu. Roma adalah kota kaisar, kota yang sarat dengan manusia, tempat bertemunya kaum intelektual dan pusat pemerintahan. Di sisi lain, Roma pun dapat disandingkan sebagai “kota dewa,” karena kaisar Roma menobatkan dirinya sebagai titisan dewa tertinggi dan mengharuskan semua orang untuk menyembahnya.
Konsekuensi untuk orang Kristen sangat jelas! Mereka harus patuh kepada kaisar, sujud menyembahnya dan mendapatkan janji Pax Romana (damai Roma), atau melawan dan siap menghadapi hukuman terberat dari kaisar. Orang Kristen tahu, satu-satunya yang layak disembah adalah Mesias Yesus, Anak Allah, Tuhan kita (Rm. 1:4). Orang Kristen menghadapi impitan! Mereka sedang dalam kesengsaraan yang dahsyat.
Lalu, di mana pertolongan bagi mereka? Rasul mengatakan, hanya di dalam Mesias Yesus pertolongan itu ada. Bukan berarti orang Kristen tidak menderita, tetapi seberapa pun besar penderitaan itu, kasih Allah telah dicurahkan ke dalam hati kita (5:5). Dengan cara apa Allah menolong? Dan bagaimana? Jawabnya: Yesus Kristus, melalui karya pembenaran! Pembenaran itu adalah karya Allah yang menyatakan orang berdosa sebagai benar di hadapan-Nya, bukan oleh karena jasa dan amal baiknya, tetapi oleh kurban sempurna Kristus yang tersalib dan yang dibangkitkan oleh Allah! Apakah buah yang kita peroleh dari pembenaran itu?
1. Kita “berjalan” dalam damai dengan Allah. Kita bukan seteru atau musuh Allah (Rm. 1:18, 32), tetapi orang-orang yang dikasihi Allah.
2. Kita beroleh “jalan masuk” kepada anugerah. Oleh iman dan kesetiaan Kristus (3:25), kita memperoleh anugerah keselamatan. Yang setia secara sempurna adalah Kristus, maka tidak ada seorang Kristen pun yang bersombong diri!
3. Kita “berdiri” dan “bermegah” untuk menerima kemuliaan! Anugerah tertinggi ialah: Kita akan dimuliakan sebagai anak-anak Allah (8:21, 23, 30). Kita akan berbagi kehidupan dengan Allah. Bukan berarti kita melebur sehakikat dengan Allah, tetapi kita akan menikmati hidup dalam persekutuan abadi dengan Tuhan.
4. Kita “bermegah” dalam kesengsaraan. Penderitaan bukan hal yang tabu dalam kehidupan Kristen. Perhatikan urut-urutan kata: sengsara-ketekunan-tahan uji-pengharapan! Bertahan di dalam penderitaan berarti melatih diri untuk dewasa sebagai orang Kristen. Orang yang tidak takut menghadapi penderitaan, adalah orang yang berani menerima pengharapan.
Mendiang Presiden Amerika, Franklin D. Roosevelt pernah berkata, “Satu-satunya hal yang perlu kita takutkan adalah ketakutan itu sendiri.” Jadilah pemberani! Bertahanlah! Dan petiklah pengharapan. Bukan oleh kuat dan gagah kita. Hanya oleh karena Kristus yang setia saja! Terpujilah Allah! Amin.
No comments:
Post a Comment