Berasal dari bahasa latin adolscere, yang berarti to grow (“bertumbuh”), maka seorang pribadi remaja adalah seseorang yang sedang bertumbuh. Ia sedang mengalami masa pertumbuhan antara masa kanak-kanak dan desasa. Kira-kira dimulai pada usia 12 atau 13, dan diakhiri pada awal dua puluhan tahun.
Di dalam masa remaja ini terjadilah perkembangan psikoseksual, perubahan hubungan dengan orangtua. Cita-cita yang berubah. Orientasi sudah mulai berpikir ke masa depan. Di masa transisi, perkembangan masa kanak-kanak masih dialami, namun sebagian kematangan dewasa sudah dicapai. Proses pertumbuhan biologis pun kelihatan. Anak remaja pun sudah mulai bisa berpikir secara abstrak. Dunianya pun lebih luas, tidak hanya sebatas keluarga.
Perkembangan Pada Usia Remaja
Perkembangan Fisik
Terjadi perubahan-perubahan pada tubuh, fungsi otak, kapasitas sensoris (inderawi), dan ketrampilan motorik. Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual serta fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan, menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan pada struktur otak pun kian sempurna, sehingga meningkatkan kemampuan kognitifnya sehingga bisa berpikir abstrak.
Perkembangan Kognitif
Seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi biologis. Remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka. Kemampuan mental seperti belajar, menyimpan data (memori), menalar, berpikir dan bahasa pun berkembang. Remaja dapat berpikir abstrak. Ia dapat merancang dan mengolah ide-ide. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lain, lalu mulai menghubungkan ide-ide itu. Seorang remaja bukan saja mampu menata ide-ide, tapi juga memunculkan ide baru.
Perkembangan Kepribadian dan Sosial
Perkembangan kepribadian: Seorang remaja berubah caranya dalam berhubungan dengan dunia, atau menyatakan emosi. Perkembangan sosial: perubahan dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam perkembangan ini, remaja sedang mencari identitas. Ia ingin menjadi pribadi yang dewasa dengan menemukan peran penting di dalam masyarakat. Pada masa ini, remaja lebih dipengaruhi teman sebaya daripada orangtua. Peran teman yang mempengaruhi dan dipengaruhi sangat besar. Remaja lebih percaya kepada temannya daripada orangtua. Sahabat itu memberi pengaruh terhadap cara berdandan, musik, games online, film yang menarik, dll. Terkadang, kehadiran teman-teman sebaya ini melahirkan tekanan-tekanan juga dalam hidup si remaja (peer pressures).
Ciri-ciri Masa Remaja
1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal (12-15 tahun), dikenal sebagai masa storm and stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi yang baru dan berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini, banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak. Mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan tampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.
2. Perubahan yang cepat secara fisik disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin pada diri sendiri dan pada kemampuan mereka. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
3. Perubahan dalam hal-hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja, banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya yang dibawa dari masa kanak-kanak, kini beralih digantikan dengan hal menarik yang baru, dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan dengan individu dan jenis kelamin yang sama, tetapi dengan lawan jenis dan orang dewasa.
4. Perubahan nilai, di mana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanan kini menjadi kurang penting karena sudah mendekati usia dewasa.
5. Kebanyakan remaja terombang-ambing dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan. Tapi di sisi lain, mereka takut menerima tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut. Mereka pun ragu dengan kemampuan mereka sendiri dan memikul tanggung jawab itu.
Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan remaja terutama adalah membangun “identitas melawan kebingungan identitas.” Tujuannya ialah mencari identitas diri agar kelak dapat menjadi orang dewasa yang otentik dan memahami diri secara koheren dan mempunyai nilai di mata masyarakat. Remaja harus berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya di dalam komunitas, menimbang keberhasilan dan kegagalan, bagaimana ia menyesuaikan mental dan menentukan peran, sikap, nilai serta minatnya.
Hal-hal yang biasa dilakukan oleh remaja di usia ini adalah:
· Memperluas hubungan antarpribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan
· Memperoleh peran sosial di sebuah komunitas
· Menerima kebutuhan dan menggunakan dengan efektif
· Memperoleh kepastian kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri
· Memilih dan mempersiapkan masa depan
· Mempersiapkan pembentukan keluarga
· Membentuk sistem nilai, moralitas dan pandangan hidup.
Bagaimana Pandangan Alkitab?
Belajarlah dari Yesus Kristus. Pada waktu menginjak usia remaja, “Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia” (Luk. 2:52).
1. Secara fisik, Yesus bertumbuh seperti kebanyakan anak di usia-Nya. Sebagai manusia sejati (selain Allah sejati), Ia mengalami tugas perkembangan sebagai remaja.
2. Secara kognitif, Yesus bertambah hikmat-Nya. Ini berarti, Yesus tidak segan mempelajari hal-hal yang baru. Terutama, Ia banyak belajar firman Tuhan dan merenungkan firman itu bagi diri-Nya.
3. Secara rohani, Yesus dikasihi oleh Allah. Ia tahu bahwa Bapa-Nya sangat mengasihi Dia. Allah tidak pernah meninggalkan Dia. Hidup spiritualitas Yesus pun makin bertambah naik, Ia mengasihi Allah, taat kepada Allah dan melayani Dia di sepanjang hidup-Nya.
4. Secara sosial, Yesus dikasihi oleh manusia. Hubungannya baik dengan orang lain. Ia menghormati orangtuanya. Ia bergaul dengan kawan-kawan sebaya. Ia tidak tertutup dengan orang lain. Maka, orang pun menaruh kasih kepada Yesus.
Yesus yang masih remaja, mengajar kita bagaimana menerima diri kita apa adanya. Ketika kita tidak dapat membangun dan menemukan jati diri kita, kita akan gampang sekali diombang-ambingkan oleh berbagai tawaran dunia. Ingatlah bahwa hal-hal duniawi tarik-menarik dengan hal-hal surgawi.
Bagaimana kita dapat menemukan jati diri yang sejati? Dengan mendengar bisikan Allah tiap-tiap saat, “Aku mengasihimu.” Sama seperti pada waktu Yesus dibaptiskan, ada suara dari surga, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Dengarkanlah suara ini tertuju kepada kita selaku orang-orang yang mengikut Yesus Kristus.
· Kita dikasihi Allah! Allah menjaga kita dalam setiap gerak langkah kita. Kita tidak pernah dibiarkan sendirian, apalagi kesepian. Ada Bapa yang selalu mengiring dan siap menopang kita. Sumber kekuatan kita yang sejati adalah cinta-kasih Allah bagi kita! Dan cinta kasih ini diberikan sekali untuk slema-lamanya.
· Allah berkenan kepada kita! Bapa kita yang baik itu berkenan kepada kita. Artinya, Allah dimuliakan dan berkerja di dalam serta melalui kita. Allah tidak hanya mengasihi kita, tetapi Ia berkehendak menjadikan kita sebagai alat-alat kemuliaan-Nya.
No comments:
Post a Comment