Mengenang Indonesia Pusaka
Indonesia tanah air beta,
Ingin kudengar sekali lagi lagu itu;
lagu yang kukenal ketika belia diriku.
Lagu yang sudah ada di zaman dahulu.
Diajarkan oleh ibu dan budhe-ku,
oleh stasiun TVRI dan oleh guruku.
Sebuah lagu tentang Indonesia,
negeri yang indah permai.
Negeri luas yang membentang tak terperi
dari ujung yang satu ke ujung.
Namun yang kini sarat pertarungan kepentingan dan konflik antargolongan.
Anak-anak muda yang tak mengenal lagu itu,
dan tak mengenal di mana ia telah dilahirkan.
Wajah-wajah Eropa dan Amerika hilir mudik di layar kaca.
Masuk dan keluar dari mobil serba mulus dari negeri manca.
Dan itulah ikon massa!
Indonesia, sudahkah kehilangan jati dirinya?
pusaka abadi nan jaya;
Ingin kudengar nyanyian itu.
Ingin kudendangkan!
Ingin kuserukan!
Kuteriakkan kuat-kuat:
Indonesia tetap pusaka!
Siapa lagi yang mau mengatakannya?
Bukankah kini, banyak orang memilih Amerika dan Australia?
Atau: China, Malaysia dan Singapura?
Indonesia sejak dulu kala, s’lalu dipuja-puja bangsa.
Kalau aku mendengar kisah masa lalu bangsa,
Menggagas dan merekam tuturan para pujangga,
Hatiku bergelora!
Indonesia bukan negara peminta-minta!
Mata dunia tertuju ke Indonesia!
Di sana tempat lahir beta,
Aku menjelajah di negeri orang.
Aku berlabuh jauh di lautan seberang.
Namun dalam nuraniku, Indonesia tiada pernah hilang!
Indonesia kan tetap kukenang!
Aku tahu bangsaku tengah bergelut!
Aku sadar negeriku sedang penuh kemelut!
Indonesia tempat lahirku.
dibuai dibesarkan bunda;
Tapi aku minoritas!
Dobel minoritas!
Tripel minoritas!
Beragama minor dan lahir dari keluarga peranakan,
Beragama minor dan lahir dari orangtua yang pernah terlibat ormas terlarang!
Atau, dalam ketiganya aku dilahirkan.
Wahai Bunda, apakah dikau menganggapku anak tirimu?
Sang bunda membisu, dan hanya lirih berkata:
Apakah engkau merasa kurang kasihku, Anakku?
Tempat berlindung di hari tua, sampai akhir menutup mata.
Aku ingin menutup usiaku di tanah Indonesia.
Memungkasi perjuangan hidupku dalam ribaan sang Bunda.
Mungkin ku pernah merambah ke negara tetangga,
Atau kutinggal lama di manca negara.
Anakmu ingin kaupeluk kembali, Bunda!
Anakmu ingin kaupeluk kembali!
250309
No comments:
Post a Comment