DUA CAHAYA
Konon di negeri yang sangat jauh, seorang wanita bernama Neru memulai perjalanannya ke sebuah desa yang bermil-mil jauhnya dari kampung halamannya. Dia sedang bertekad untuk mencari seorang Sufi yang terkenal karena kearifannya.
Setelah sampai ke desa itu, Neru diberitahu bahwa Sufi tersebut hidup di lereng gunung terdekat. Meskipun malam sudah tiba, ia berangkat ke gunung itu menuju sebuah cahaya yang terang, dengan penuh keyakinan bahwa di sana dia akan menemukan Sufi itu.
Ketika sampai ke sumber cahaya tersebut, ia terkejut manakala mendapati tak seorang pun kecuali sebuah lampu minyak dengan ngengat-ngengat yang mengelilinginya. Ketika matanya sudah terbiasa dengan gelap, Neru menyadari kelip kecil cahaya tampak di kejauhan. Ketika berjalan menuju kelip cahaya kecil itu, ia mendapati sang Sufi sedang membaca di bawah cahaya lilin.
Neru menyampaikan salam dan kemudian bertanya, "Mengapa engkau duduk di sini dalam kegelapan sementara ada sebuah cahaya yang lebih terang di sana?"
"Seperti yang kamu lihat, cahaya terang itu untuk para ngengat, sedangkan yang tinggal bersama aku dalam kedamaian di sini adalah sebuah cahaya lilin," jawab sang Sufi.
Refleksi:
Aku teringat kata-kata Henri Nouwen, untuk menjadi pemimpin pada masa kini, ada tantangan yang harus dihadapi--berani untuk menjadi tidak relevan dan berjalan sendiri! Oooh???!!!
No comments:
Post a Comment