Bertumbuh dalam Pengetahuan yang Benar tentang Allah
Kolose 1:9-14
Sungguh sangatlah sukar untuk membedakan kebenaran, setengah kebenaran dan kepalsuan. Sebab, yang palsu pun berbungkus kebenaran. Ya, tidaklah perlu mengherankan kita, oleh sebab dari zaman rasul Paulus Iblis pun menyamar sebagai malaikat terang (2Kor. 11:14)
Namun pertanyaannya tetaplah, bagaimana kita membedakan mana yang palsu, yang setengah benar, dan mana yang benar? Kalau hal ini mustahil untuk dibedakan, maka percumalah iman kita kepada Allah. Tetapi syukur kepada Allah oleh sebab Ia memberikan kepada kita patokan yang jelas, dasar yang terang sekali untuk mencermati mana yang benar dan mana yang tidak benar, yaitu melalui firman Allah! Firman Tuhan itulah kebenaran (Yoh. 17:17).
Tapi di sini muncul masalah baru! Banyak klaim kebenaran yang juga memakai firman Tuhan! Lebih tepatnya: mengutip banyak ayat dari firman Tuhan. Bagaimana kita tahu yang ini benar, dan yang itu salah?
Pertama, kebenaran itu nyata bagi orang-orang yang sudah berada di dalam Allah. Rasul Paulus berdoa untuk jemaat, agar mereka memperoleh segala hikmat dan yang benar. Hanya orang-orang yang sudah menjadi manusia baru (bdk. Kol. 3:10) saja yang dikaruniai kemampuan untuk mendapatkan hikmat dan pengertian dari Allah. Dua kata ini penting sekali untuk memahami manakah yang menjadi kehendak Allah di dalam kehidupan; yaitu kehendak yang berbeda dari kehendak-ku ataupun kehendak dunia!
Kedua, kebenaran itu membangun manusia seutuhnya. Kebenaran itu bukan aspek rohani saja. Rasul menjabarkan:
Inilah kebenaran itu! Dan barangsiapa mengetahui kebenaran ini, berbahagialah dia! Karena kebenaran inilah yang akan memerdekakannya (Yoh. 8:32). Dunia banyak berjanji, tetapi semuanya kosong melompong, tiada bukti. Mungkin kenikmatan sementara ditawarkan oleh dunia, selanjutnya adalah sengsara dahsyat dan kekal! Puji Tuhan, Allah yang kita kenal tidaklah demikian. Ia hanya satu kali saja berjanji, tetapi Ia tak pernah ingkari perjanjian itu. Marilah kita hidup dalam kebenaran Allah!
Namun pertanyaannya tetaplah, bagaimana kita membedakan mana yang palsu, yang setengah benar, dan mana yang benar? Kalau hal ini mustahil untuk dibedakan, maka percumalah iman kita kepada Allah. Tetapi syukur kepada Allah oleh sebab Ia memberikan kepada kita patokan yang jelas, dasar yang terang sekali untuk mencermati mana yang benar dan mana yang tidak benar, yaitu melalui firman Allah! Firman Tuhan itulah kebenaran (Yoh. 17:17).
Tapi di sini muncul masalah baru! Banyak klaim kebenaran yang juga memakai firman Tuhan! Lebih tepatnya: mengutip banyak ayat dari firman Tuhan. Bagaimana kita tahu yang ini benar, dan yang itu salah?
Pertama, kebenaran itu nyata bagi orang-orang yang sudah berada di dalam Allah. Rasul Paulus berdoa untuk jemaat, agar mereka memperoleh segala hikmat dan yang benar. Hanya orang-orang yang sudah menjadi manusia baru (bdk. Kol. 3:10) saja yang dikaruniai kemampuan untuk mendapatkan hikmat dan pengertian dari Allah. Dua kata ini penting sekali untuk memahami manakah yang menjadi kehendak Allah di dalam kehidupan; yaitu kehendak yang berbeda dari kehendak-ku ataupun kehendak dunia!
Kedua, kebenaran itu membangun manusia seutuhnya. Kebenaran itu bukan aspek rohani saja. Rasul menjabarkan:
- jalan-jalan yang ditempuh memperkenankan Allah; berarti keputusan-keputusan yang diambil pun selaras dengan kehendak-Nya.
- buah dalam pekerjaan baik, dalam arti menjadi kesaksian yang nyata di mata dunia
- mengenal Allah lebih dalam, artinya semakin rindu untuk mengenal Allah yang sejati, dan mampu waspada akan segala yang palsu.
- ketekunan dan ketabahan dalam menghadapi keras-beratnya perjuangan kehidupan.
Inilah kebenaran itu! Dan barangsiapa mengetahui kebenaran ini, berbahagialah dia! Karena kebenaran inilah yang akan memerdekakannya (Yoh. 8:32). Dunia banyak berjanji, tetapi semuanya kosong melompong, tiada bukti. Mungkin kenikmatan sementara ditawarkan oleh dunia, selanjutnya adalah sengsara dahsyat dan kekal! Puji Tuhan, Allah yang kita kenal tidaklah demikian. Ia hanya satu kali saja berjanji, tetapi Ia tak pernah ingkari perjanjian itu. Marilah kita hidup dalam kebenaran Allah!
No comments:
Post a Comment