PENUTUP SURAT (15.14-16.24)
Dalam bagian terakhir, Paulus mengundang jemaat-jemaat di Roma untuk terlibat dalam pemberitaan Injil Allah. Ia pun menyarankan agar rumah tangga saling menerima. Ia memakai gaya retorika kuno, untuk menambah nada emotif untuk mendapatkan dukungan bagi pekerjaan misinya. Ia telah mengadakan misi ke Barat, di Ilirikum (15.19), dan ia pun berencana untuk mengakhiri perjalanan misinya di timur dan berpindah ke Spanyol, sehingga seluruh dunia (yaitu wilayah-wilayah yang dikenal pada zaman itu), terjangkau.
Ia menerangkan akhir perjalanan jarak pendeknya untuk menyumbangkan sesuatu kepada orang-orang miskin di antara orang-orang kudus di Yerusalem (15.25-32), dan kemudian gereja-gereja rumah di Roma saling memberi salam kepada para pemimpin gereja dan “bersalam-salaman dengan cium kudus” (16.16). Jadi, baik yang lemah dan yang kuat mempunyai hak yang sama untuk menjadi bagian dalam keluarga Kristen.
Saling memberi salam dan saling menerima ke dalam persekutuan, yang merupakan perayaan bagi kematian Kristus dan kehadiran-Nya yang menghidupkan orang percaya, berarti mengambil bagian dalam “kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita” (16.24). Supaya revolusi anugerah ilahi melalui Yesus Kristus ini diteruskan sampai ke ujung dunia, maka pertama-tama Injil harus mengubah hidup orang-orang percaya dan hubungan-hubungan masing-masing orang beriman. Tidak ada lagi pertikaian etnis dan teologis. Hanya melalui jalan inilah, maka tesis pokok Surat Roma, yakni bahwa Injil Yesus Kristus sebagai “kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya” nyata tergenapi.
TERPUJILAH ALLAH!
Pertanyaan-pertanyaan untuk diskusi:
1. Apakah ajaran mengenai pemilihan kasih karunia dalam Surat Roma sama dengan ajaran takdir dalam agama Islam?
2. Bagaimana tanggapan Anda bila ada orang mengatakan Allah itu tidak adil dengan memilih sebagian orang saja?
3. Apakah pemilihan kasih karunia menghalangi karya penginjilan?
4. Apakah iman Kristen yang mengajarkan keselamatan hanya di dalam Yesus Kristus membuat para pemeluknya menjadi orang-orang “elit” dan eksklusif?
5. Mengapa orang Kristen harus tunduk kepada pemerintah? Bagaimana bila pemerintah itu kedapatan kejam dan lalim terhadap rakyat?
6. Apa pentingnya misi pemberitaan Injil bagi rasul Paulus?
7. Melalui sarana apa sajakah Injil seharusnya dinyatakan dan diberitakan?
Dalam bagian terakhir, Paulus mengundang jemaat-jemaat di Roma untuk terlibat dalam pemberitaan Injil Allah. Ia pun menyarankan agar rumah tangga saling menerima. Ia memakai gaya retorika kuno, untuk menambah nada emotif untuk mendapatkan dukungan bagi pekerjaan misinya. Ia telah mengadakan misi ke Barat, di Ilirikum (15.19), dan ia pun berencana untuk mengakhiri perjalanan misinya di timur dan berpindah ke Spanyol, sehingga seluruh dunia (yaitu wilayah-wilayah yang dikenal pada zaman itu), terjangkau.
Ia menerangkan akhir perjalanan jarak pendeknya untuk menyumbangkan sesuatu kepada orang-orang miskin di antara orang-orang kudus di Yerusalem (15.25-32), dan kemudian gereja-gereja rumah di Roma saling memberi salam kepada para pemimpin gereja dan “bersalam-salaman dengan cium kudus” (16.16). Jadi, baik yang lemah dan yang kuat mempunyai hak yang sama untuk menjadi bagian dalam keluarga Kristen.
Saling memberi salam dan saling menerima ke dalam persekutuan, yang merupakan perayaan bagi kematian Kristus dan kehadiran-Nya yang menghidupkan orang percaya, berarti mengambil bagian dalam “kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita” (16.24). Supaya revolusi anugerah ilahi melalui Yesus Kristus ini diteruskan sampai ke ujung dunia, maka pertama-tama Injil harus mengubah hidup orang-orang percaya dan hubungan-hubungan masing-masing orang beriman. Tidak ada lagi pertikaian etnis dan teologis. Hanya melalui jalan inilah, maka tesis pokok Surat Roma, yakni bahwa Injil Yesus Kristus sebagai “kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya” nyata tergenapi.
TERPUJILAH ALLAH!
Pertanyaan-pertanyaan untuk diskusi:
1. Apakah ajaran mengenai pemilihan kasih karunia dalam Surat Roma sama dengan ajaran takdir dalam agama Islam?
2. Bagaimana tanggapan Anda bila ada orang mengatakan Allah itu tidak adil dengan memilih sebagian orang saja?
3. Apakah pemilihan kasih karunia menghalangi karya penginjilan?
4. Apakah iman Kristen yang mengajarkan keselamatan hanya di dalam Yesus Kristus membuat para pemeluknya menjadi orang-orang “elit” dan eksklusif?
5. Mengapa orang Kristen harus tunduk kepada pemerintah? Bagaimana bila pemerintah itu kedapatan kejam dan lalim terhadap rakyat?
6. Apa pentingnya misi pemberitaan Injil bagi rasul Paulus?
7. Melalui sarana apa sajakah Injil seharusnya dinyatakan dan diberitakan?
1. Wah, belakangan ini kayaknya udah kembali menulis senahao "writing for the job" ya...? Menarik juga, tapi kite-kite pengen juga baca lagi tulisan2nya yang merupakan hasil dari "writing as a hobby...." :-))
ReplyDelete2. Juga pengen tahu lebih dalam lagi gaya retorika Yunani kuno itu seperti apa ya? Jangan-jangan ada mirip2nya dengan gaya retoris orang Jawa kalau kasih nasihat.
Btw, senang bisa baca-baca di sini.
tabik,
eben
Ralat, ada kesalahan pada komen terdahulu. Yang benar ini:
ReplyDelete1. Wah, belakangan ini kayaknya udah kembali menulis sebagai "writing for the job" ya...? Menarik juga, tapi kite-kite pengen juga baca lagi tulisan2nya yang merupakan hasil dari "writing as a hobby...." :-))
2. Juga pengen tahu lebih dalam lagi gaya retorika Yunani kuno itu seperti apa ya? Jangan-jangan ada mirip2nya dengan gaya retoris orang Jawa kalau kasih nasihat.
Btw, senang bisa baca-baca di sini.
tabik,
eben