3. Historic Articles of Faith of the Evangelical Mennonite Church North America (1954), dalam bab mengenai gereja dikatakan, “We believe in and confess a Church of God. God had a Church or a chosen people, whom he loved, from the beginning of the world, and will have one up to the end of the world [Allah memiliki satu Gereja atau satu umat pilihan, yang Ia telah kasihi, dari sejak permulaan dunia, dan akan tetap satu hingga akhir dunia]. . . That is the Church, which God has chosen himself out of all nations and tongues according to Acts 1 . . . Thus we have a righteous Church or fellowship of saints, which the Lord has kept at all times in the midst of this wicked generation [maka kita mempunyai satu Gereja yang benar atau persekutuan orang-orang percaya yang Allah telah pelihara di sepanjang masa, di tengah angkatan yang jahat]. May the Lord Jesus keep this Church according to his promise up to the end of the world. Matthew 28.”[1]
4. Brethren in Christ Statement of Doctrine (1961), “Scripture reveals the fact that the plan of redemption was included in the eternal counsel of God” (dan referensi Efesus 1.4).[2]
5. Mennonite Confession of Faith: Adopted by Mennonite General Conference (1963), dalam bab keselamatan oleh anugerah melalui iman menyatakan, “From all eternity Goa knew who would be the believers in Christ, and these persons foreknown as believers are elect according to the foreknowledge of God . . . the God who saves is also able to keep each believer unto a happy end in Christ.” [3] Dalam bahasa Indonesia, “Sejak kekekalan Allah telah mengetahui siapa yang akan menjadi orang-orang percaya di dalam Kristus, dan orang-orang ini diketahui sebelumnya sebagai orang-orang percaya dipilih menurut pra-pengetahuan Allah . . . Allah yang menyelamatkan juga sanggup untuk menjaga tiap-tiap orang percaya sampai kepada suatu akhir yang penuh suka cita di dalam Kristus.”
6. Evangelical Mennonite Church--EA (1980), bab mengenai Manusia, dikatakan, “He was created in order that he might glorify God and enjoy Him [sic.] forever [Ia diciptakan supaya Ia dapat memuliakan Allah dan menikmati-Nya selama-lamanya]. In so doing, man finds his greatest measure of blessedness and true enjoyment." (kutipan dari Yes. 43.6b-7; Efesus 1.5-6).[4]
Cukup mengejutkan kutipan yang terakhir, sebab formula “he might glorify God and enjoy Him forever" merupakan kutipan harfiah dari Westminster Shorter Catechism (1647) Q. & A. 1, yang adalah standar iman kaum Calvinis.
Q. What is man’s primary purpose?
A. Man’s primary purpose is to glorify God and enjoy Him forever.[5]
P. Apakah tujuan utama manusia?
J. Tujuan utama manusia adalah untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia selama-lamanya.
7. Confession of Faith in a Mennonite Perspective (1995), dalam doktrin tentang Allah dinyatakan, “We believe that God has created all things visible and invisible, has brought salvation and new life to humanity through Jesus Christ, and continues to sustain the church and all things until the end of the age.”[6] Dalam bahasa Indonesia, “Kami percaya bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu yang kelihatan dan tidak kelihatan, telah mewujudkan keselamatan dan kehidupan baru bagi manusia melalui Yesus Kristus, dan tetap menopang gereja dan segala sesuatu hingga kepada akhir zaman.”
Ide dasar yang bersesuaian dengan ide para reformator adalah kesetiaan Allah dalam menjaga kawanan domba-Nya, sehingga mereka tetap dapat bertahan di dalam iman sampai kesudahan segala abad dan masa.
[1]Loewen, One Lord, 310.
[2]Ibid. 232.
[3]Mennonite Confession of Faith (Scottdale: Herald, 1964), 13.
[4]Loewen, One Lord, 321.
[5]The Westminster Shorter Catechism in Modern English, ed. D. Kelly dan P. Rollinson (Phillipsburg: Presbyterian and Reformed, 1986), 5.
[6]Confession of Faith in a Mennonite Perspective (Scottdale: Herald, 1995), 10.
4. Brethren in Christ Statement of Doctrine (1961), “Scripture reveals the fact that the plan of redemption was included in the eternal counsel of God” (dan referensi Efesus 1.4).[2]
5. Mennonite Confession of Faith: Adopted by Mennonite General Conference (1963), dalam bab keselamatan oleh anugerah melalui iman menyatakan, “From all eternity Goa knew who would be the believers in Christ, and these persons foreknown as believers are elect according to the foreknowledge of God . . . the God who saves is also able to keep each believer unto a happy end in Christ.” [3] Dalam bahasa Indonesia, “Sejak kekekalan Allah telah mengetahui siapa yang akan menjadi orang-orang percaya di dalam Kristus, dan orang-orang ini diketahui sebelumnya sebagai orang-orang percaya dipilih menurut pra-pengetahuan Allah . . . Allah yang menyelamatkan juga sanggup untuk menjaga tiap-tiap orang percaya sampai kepada suatu akhir yang penuh suka cita di dalam Kristus.”
6. Evangelical Mennonite Church--EA (1980), bab mengenai Manusia, dikatakan, “He was created in order that he might glorify God and enjoy Him [sic.] forever [Ia diciptakan supaya Ia dapat memuliakan Allah dan menikmati-Nya selama-lamanya]. In so doing, man finds his greatest measure of blessedness and true enjoyment." (kutipan dari Yes. 43.6b-7; Efesus 1.5-6).[4]
Cukup mengejutkan kutipan yang terakhir, sebab formula “he might glorify God and enjoy Him forever" merupakan kutipan harfiah dari Westminster Shorter Catechism (1647) Q. & A. 1, yang adalah standar iman kaum Calvinis.
Q. What is man’s primary purpose?
A. Man’s primary purpose is to glorify God and enjoy Him forever.[5]
P. Apakah tujuan utama manusia?
J. Tujuan utama manusia adalah untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia selama-lamanya.
7. Confession of Faith in a Mennonite Perspective (1995), dalam doktrin tentang Allah dinyatakan, “We believe that God has created all things visible and invisible, has brought salvation and new life to humanity through Jesus Christ, and continues to sustain the church and all things until the end of the age.”[6] Dalam bahasa Indonesia, “Kami percaya bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu yang kelihatan dan tidak kelihatan, telah mewujudkan keselamatan dan kehidupan baru bagi manusia melalui Yesus Kristus, dan tetap menopang gereja dan segala sesuatu hingga kepada akhir zaman.”
Ide dasar yang bersesuaian dengan ide para reformator adalah kesetiaan Allah dalam menjaga kawanan domba-Nya, sehingga mereka tetap dapat bertahan di dalam iman sampai kesudahan segala abad dan masa.
[1]Loewen, One Lord, 310.
[2]Ibid. 232.
[3]Mennonite Confession of Faith (Scottdale: Herald, 1964), 13.
[4]Loewen, One Lord, 321.
[5]The Westminster Shorter Catechism in Modern English, ed. D. Kelly dan P. Rollinson (Phillipsburg: Presbyterian and Reformed, 1986), 5.
[6]Confession of Faith in a Mennonite Perspective (Scottdale: Herald, 1995), 10.
No comments:
Post a Comment