Gelombang Ketiga
Istilah Gelombang Ketiga (Third Wave) diluncurkan oleh Peter Wagner, pengajar di Fuller Seminary pada tahun 1983. Kata ini membedakan gerakan yang tengah berkembang dari dua gerakan sebelumnya, yaitu Gelombang Pertama (Pentakosta) dan Gelombang Kedua (Kharismatik). Gerakan Gelombang Ketiga ini mengakui kedaulatan Allah dan menekankan bahwa baptisan di dalam Roh Kudus terjadi pada saat pertobatan, bukan pengalaman yang berikutnya setelah seseorang percaya (berkat kedua). Berbahasa lidah diterima sebagai salah satu tanda karunia rohani yang sah, tetapi bukan untuk semua orang percaya untuk kepentingan devosional (perenungan) sebagai bahasa doa, tetapi bukan tiket utama yang akan mengantar orang Kristen menerima berkat surgawi.
Gerakan ini identik dengan gebrakan yang dilakukan oleh John Wimber, pendeta Gereja Vineyard. Istilah lain yang dikenakan terhadap gerakannya ini adalah gerakan “tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban.” Wimber dipengaruhi oleh pandangan bahwa pelayanan Yesus merupakan tanda merekahnya Kerajaan Allah dengan cara memadukan berita Kerajaan Allah dengan demonstrasi (pengusiran setan-setan, menyembukan orang sakit, membangkitkan orang mati, dsb.). Pengikut-pengikut Kristus telah menerima kuasa dari Kristus serta harus memberitakan Kerajaan dan mempraktikkan kuasa demi nama-Nya. Kunci penginjilan yang efektif adalah dengan memadukan proklamasi (mengotbahkan Injil) dengan demonstrasi (tanda dan keajaiban). Kunci untuk menaklukkan penyakit dan penderitaan (tapi tak termasuk proses menjadi tua) adalah dengan mengklaim kuasa Kristus dan menolak dan menghardik penderitaan sebagai pekerjaan si jahat.
Vineyard berkali-kali mendapatkan cobaan dalam masalah kepemimpinan gerejawi. Sebenarnya, Wimber adalah seorang HT yang saleh, tetapi banyak muridnya yang justru mencoreng kredibilitas Vineyard. Pernah seorang muridnya sedang memimpin seminar di sebuah sekolah teologi di dekat Chicago, dan topik yang dibawakan adalah mengenai tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban. Tiba-tiba ia berhenti dan memperkatakan ucapan otoritatif dari Allah: “Ada seorang di sini yang bernama Bill, yang menderita sakit punggung, dan engkau memerlukan penyembuhan. Berdirilah, sebab Tuhan akan menyembuhkan engkau!” Ketika kata-kata ini terucap, tidak ada yang berespons. Lalu diulang lagi dengan penekanan lebih, dan kemudian diulang lagi. Akhirnya, seorang mahasiswa berdiri dan mengaku bahwa ia menderita sakit punggung, tetapi ia mengaku namanya adalah Mike. “Cukup dekat,” pembicara itu berkata, dan melanjutkan dengan doa kesembuhan.
Bob Jones, yang pernah menjadi pembantu Wimber, kedapatan melakukan pelecehan seksual kepada dua orang perempuan. Ia juga mengaku telah menggunakan posisi pelayannya untuk memanipulasi perempuan-perempuan tersebut dan juga telah memecah-belah gereja. Kesalahan ini ditulis secara detail sepanjang 6 halaman dan dikirimkan kepada pemimpin-pemimpin gereja dan media Kristen di seluruh dunia. Para pemimpin Vineyard percaya bahwa disiplin terhadap seorang pemimpin yang jatuh harus diumumkan sama halnya dengan ketenarannya pada waktu ia melayani.
Apapun caranya,
ReplyDeletesaya tetap percaya Tuhan memanggil dengan segala macam cara..
setelah bertobat dewasa, saya belajar tentang teologi, iman dan Allah, Yesus, Roh Kudus, dan menemukan kebenaran Nya
dengan berbagai macam cara,
saya bermeditasi (saat teduh) dengan cara mirip ‘kejawen’ :
berusaha menyatukan diri dengan kuasa Illahi
dan hasilnya saya menemukan berbagai fenomena religius,
sapaan dan kehadiran Roh Kudus secara pribadi,
dan menguatkan serta menjaga saya, indeed..
saya pilih bersekutu dengan aliran kharismatik yang heboh :
praising dengan sistem mantra : ulang2 1 lagu sampai trance,
hasilnya orang kadang terhanyut seperti di konser musik,
ada banyak sharing penangkapan masing2 atas kitab suci dlm ibadah,
yang diakui atau tidak, kadang penerjemahannya agak ‘aneh’
bila tidak saya katakan menyimpang, tetapi bolehlah saya katakan
agak terlalu kontekstual, dipas-paskan dan over subjective.
namun disana saya menemukan adanya manifestasi kuasa Roh Kudus,
seperti yang saya temukan dalam meditasi saya.
saya beribadah minggu secara reformed/calvinis dan ortodoksial :
yang sepi, sendiri, kaku dan tidak dinamis…
tapi dalam kesepian, dilengkapi iman, dan konsentrasi penuh pada Allah,
saya juga dapat merasakan manifestasi Roh Kudus disana,
ada pencurahan Berkat &Kasih Allah di gereja yg ‘membosankan’ ini.
tetapi karena tidak semua orang berada dalam kesiapan yang sama
beribadah, maka banyak yang ketiduran, atau get sleepy
(hal yang susah terjadi di gereja Kharismatik :)
Saya pada akhirnya tidak peduli caranya, jalurnya, versinya,
Mau Kharismatik, Reformed, Mainstream, atau apapun…
karena Tuhan begitu besar, untuk hanya dikenal dengan satu cara,
sebab dalam banyak kesempatan, saya juga mengenal Tuhan dengan cara2 aneh dan mustahil, baik melalui pernyataan alam yang wow banget,
maupun melalui pernyataan tidak sengaja namun luar biasa dari orang biasa.. yang kuasa kebenarannya memaksa saya hanya bisa mengamini.
Tapi yang bikin saya sebel sama aliran kharismatik,
karena jemaatnya begitu terhanyut, dan kadang lupa mengkritisi kebenaran pengajaran dan pernyataan. Jadilah umat fanatis…
Dan yang super sebel, adalah fanatisme itu seringkali bukan diarahkan ke ajaran dan kebenaran, tapi ke pribadi orang dan pemimpin Gerejanya..
Contoh kasus semacam Benny Hin, yang meski dia kontroversial, banyak ditemukan kesalahan pengajaran / salah pernyataan, tapi tetep diikuti, dielukan, dan diidolakan. Lha iya kalau dia emang selalu bener, tapi kalau dia ternyata salah, nek membuta ikut dia (Bukan ikut Yesus :) kan semua fans bisa tersesat bareng2 sama dia… Gitu lho…
Tapi tetep saya punya kesalutan pada khrismatisme,
dinamika, semangat dan banyaknya manifestasi Roh…
(yang sisi lain jadi berisiko timbul efek negatif seperti saya sebut diatas, jadi fanatis buta, bisa belok ke sinkretisme, lupa kebenaran, tapi ikut idola semata.. )
Maaf, tulisan saya pasti nggak sempurna,
Dan saya kenal Yesus dan takut sama Tuhan…