CHRISTOLOGICAL TEST
Telaah sederhana 1 Yohanes 5.6-12
5:6 Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran.
5:7 Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.
5:8 Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.
5:9 Kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya.
5:10 Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya.
5:11 Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya.
5:12 Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.
1 Yohanes 5.6-12
Bagian ini merupakan pemaknaan dari konfesi (pengakuan iman) dari sang penulis, yang telah tersirat di dalam 5.1, yang kemudian mengalir terus sampai kepada puncak pengakuannya bahwa siapa yang percaya memiliki hidup yang kekal.
Pengakuan tersebut memiliki kesinambungan tema dengan Yoh. 5.31-40, dan cukup jelas ketika kita menelisik kalimat-kalimat dalam bagian ini. Sang penulis memulai dengan proper name “Yesus Kristus” yang tak lain merupakan kependekan dari “Yesus adalah Kristus” atau “Yesus adalah Mesias.” Perhatikan di 4.2, penulis mengetengahkan bahwa “Yesus sudah datang sebagai manusia.” Tak pelak lagi, sebutan ganda yang diatribusikan kepada Yesus dari Nasaret membuat para pembaca harus berkesimpulan bahwa Yesus ini adalah Allah, sekaligus manusia.
Inilah yang meretas jalan untuk memahami istilah “air” dan “darah.” Ada sebagian orang kala itu yang beranggapan bahwa Kristus hanya datang oleh “air” saja, yaitu bahwa Kristus yang berasal dari surga, yang ilahi, turun ke atas Yesus manakala Ia dibaptis dan terus meninggalkan-Nya sebelum Ia disalibkan. Paham ini diyakini oleh Cerinthus. Penulis 1 Yohanes tidak menutupi pentingnya makna pembaptisan Yesus (air) tetapi, ia kemudian menekankan bahwa Ia pun datang oleh darah, yaitu bahwa sebagai seorang manusia sejati yang memiliki daging dan darah.
Sedangkan sebagian lagi orang percaya, bahwa Yesus memang manusia biasa dan mati disalib. Mereka berhenti pada pemahaman ini saja, dan implikasinya adalah darah Yesus tidak memiliki kuasa untuk menghapuskan dosa-dosa.
Hal yang cukup sulit untuk dimengerti dari ayat 6 adalah perihal Roh yang memberikan kesaksian. Tidak jelas apa maksudnya, meskipun keempat Injil memberikan ruang yang luas untuk Roh yang turun ke atas-Nya sebagai kuasa yang menyertai pelayanan-Nya (Yoh. 1.29-34).
Penafsiran yang memadai untuk masalah ini adalah bahwa air dan darah mengacu kepada keniscayaan pemaknaan akan kematian Yesus. Roh adalah kebenaran (bdk. Yoh. 14.6; 16.13) serta satu dari ketiga hal yang bersaksi tentang Yesus selain air dan darah. Air baptisan yang berpadu dengan Roh menyatakan Yesus sebagai Putra Allah, Mesias, dan oleh darah-Nya Ia membasuh segala dosa.
Tema “saksi” adalah milik khas penulis Yohanes. Tema Roh sebagai saksi juga berparalel dengan Yohanes 15.26-27, meskipun cukup unik beritanya di sana. Teks 1Yoh. 5.7-8, yang sering disebut sebagai Johannine Comma, tidak dijumpai dalam naskah-naskah Yunani awal dan cukup membuat teka-teki mengenai maksud sisipan ini. Nampaknya, kemendesakan untuk menyisipkan berita ini dipicu oleh pemahaman Gereja mengenai perlunya sebanyak mungkin saksi, berdasarkan terang pemikiran Semitik atas Ulangan 17.6; 19.15.
Meskipun kesaksian Yohanes Pembaptis dimasukkan di sini (kesaksian manusia), sang penulis menyatakan bahwa kesaksian Allah lebih besar sehingga peran Roh jauh lebih superior untuk menyatakan bahwa Yesus inilah Anak Allah. Inilah yang menjadi penekanan penting dalam kesaksian yang ditujukan bagi Yesus. Inilah yang ditentang oleh para lawan-lawan kekristenan. Mereka yang mempercayai berita para saksi ini memiliki jaminan dari Allah, sedangkan mereka yang menolak hal ini telah menuding Allah sebagai pembohong atau pendusta (5.10; bdk. 1.10).
Objek pengutusan dan penyataan Sang Putra adalah penyelamatan dunia (4.14). Kesaksian Allah bukan sekadar bagi Sang Putra, tetapi bagi Sang Putra sebagai satu-satunya yang Ia telah berikan hidup yang kekal, atau yang dapat disingkat dengan kata “hidup.” Memiliki Sang Anak berarti percaya di dalam Dia, dan itu berarti memiliki hidup. Tujuan kehadiran Sang Putra, bagi sang penulis, adalah memberikan hidup yang kekal!
TERPUJILAH ALLAH!
Referensi bacaan:
Brown, Raymond E. The Epistles of John. Anchor Bible 30. New York: Doubleday, 1982.
Brown, Raymond E. Gereja yang Apostolik. Yogyakarta: Kanisius, 1998. Hal. 112-137
Burge, Gary M. “Letters of John,” dalam Dictionary of the Later New Testament and Its Development. Ed. Ralph P. Martin dan P. H. Davids. Downes Grove: InterVarsity, 1997. Hal. 590-593.
Hurtado, Larry W. “Christology,” dalam Dictionary of the Later New Testament and Its Development. Hal. 175-176.
Hurtado, Larry W. Lord Jesus Christ. Grand Rapids: Eerdmans, 2003. Hal. 52, 241.
Marshall, I. H. The Epistles of John. NICNT. Grand Rapids: Eerdmans, 1978.
Seifrid, M. A. “Death of Christ,” dalam Dictionary of the Later New Testament and Its Development. Hal. 281-283.
Stott, John. The Cross of Christ. Leicester: InterVarsity, 1986. Hal. 240-243.
Apa ini paper sewaktu di SAAT ya? Soalnya aku juga pernah buat kayak gitu sewaktu diajar Dr. Jenny Wongka.
ReplyDelete