Hari-hari yang Berharga
Kita dapat ibaratkan hidup sehari-hari kita seperti telepon selular. Ada masanya untuk mengisi baterei. Ada waktu untuk memakai telepon selular. Ada kalanya kita harus mereparasi kerusakan telepon itu. Ada masanya untuk menambah aplikasi dan program. Memang, setiap analogi tidak dapat menjadi gambaran yang tepat, namun analogi membuat kita dapat menerangkan sesuatu dengan lebih mudah dipahami.
Bagaimana menata spiritualitas sehari-hari? Kita memulai satu minggu dengan hari pertama, yaitu hari Minggu. Kita tahu bahwa hari Minggu adalah hari beribadah bagi orang Kristen. Hari ini dikhususkan untuk memperingati kebangkitan Kristus. Kebangkitan Kristus bukan semata-mata memberikan keyakinan mengenai keselamatan, tetapi juga membuka sebuah tatanan baru, yang disebut sebagai ciptaan baru. Maka, hari Minggu mengingatkan tiap-tiap orang Kristen bahwa mereka adalah ciptaan baru. Atau, di hari Minggu itu, mereka merayakan kelahiran mereka. Ada implikasi yang dapat kita tarik, yaitu setiap orang Kristen merayakan hari jadinya, bukan tiap tahun (!) tetapi tiap Minggu. Di hari Minggu itu kita diperbarui. Di hari Minggu itu, kita diciptakan ulang di dalam Kristus yang bangkit.
Hari Minggu itulah yang memberikan daya bagi kita untuk melakukan aktivitas pada tiap-tiap hari. Baik di sekolah ataupun di tempat kerja, juga kegiatan sore seperti latihan musik dan rapat-rapat, semua ini merupakan kegiatan yang dijiwa-semangati oleh ibadah Minggu kita. Maka, betapa kita seharusnya merindukan datangnya hari Minggu, dan merasakan ada yang terhilang bila kita tidak menikmati hari Minggu itu di hadapan Tuhan, merayakan hari jadi kita dalam sukacita dan pengharapan, sambil memohon Tuhan membimbing kita untuk hidup pada hari-hari selanjutnya.
Kemudian, bila di sela-sela aktivitas kita sehari-hari, Tuhan mengundang kita untuk bertumbuh bersama kelompok kecil, kegiatan ini dimaksudkan untuk mendadani hidup kita, atau untuk mereparasi bagian-bagian hidup yang rusak atau telah melenceng. Allah mau memperbaiki kita dengan patron Kristus. Ia yang menjadi pola cetakan kehidupan Kristiani. Kristus mengundang kita untuk menjadi murid-Nya, dan betapa pentingnya untuk menapaki jalan-jalan-Nya. Kita menjadi imitasi Kristus.
Bagaimana dengan kegiatan Penelaahan Alkitab atau Persekutuan Doa? Penelahaan Alkitab mengisi hidup kita dengan hal-hal yang “baru” mengenai iman Kristen, sehingga kita diperkaya dengan pengetahuan yang lebih dalam mengenai pokok-pokok pengajaran iman, eksposisi kitab, pemahaman mengenai kepemimpinan dan pelatihan untuk mempertahankan iman Kristen di tengah berbagai tantangan.
No comments:
Post a Comment