Bulan-bulan yang Berharga
Kita tahu, penanggalan sistem solar yang kita pakai disebut juga tahun Masehi, yang merupakan padanan dari kata Mashiah, atau Mesias. Dalam bahasa Latin dipakai istilah Anno Domini, “Tahun Tuhan.” Kita dapat simpulkan, betapa besar pengaruh dari Sang Pribadi Agung dari Nazaret itu, yakni Yesus Sang Mesias.
Gereja Tuhan juga memiliki suatu sistem “kalender di dalam kalender.” Maksudnya, sistem penanggalan khusus, di dalam kalender umum yang berlaku. Penanggalan khusus itu dimaksudkan untuk menata liturgi-liturgi gereja. Liturgi, yang sering disalahmengerti sebagai “urut-urutan mata acara” kebaktian, sesungguhnya berarti “pekerjaan umat” atau “karya umat.” Liturgi bukan semata-mata merupakan ritual vertikal yang bottom-up, dari bawah ke atas, tetapi juga up-down, dari atas ke bawah. Maksudnya, liturgi sebagai karya umat yang dipersembahkan bagi Allah, pada gilirannya akan membentuk dan mengubah pola kehidupan umat berdasarkan intisari tahun liturgi. Dengan demikian, liturgi memiliki dampak spiritualitas yang dalam pada hidup umat.
Sekarang, perlu kita pahami apakah intisari tahun liturgi. Sederhana, yaitu Kristus! Liturgi disusun berdasarkan kisah kehidupan Kristus. Tahun Liturgi dimulai dari masa Adven, yang di dalamnya umat diajak untuk menantikan kedatangan Kristus Sang Terang yang sejati itu dengan mawas diri, pengharapan, sukacita dan kedamaian, dan terus berjalan sampai ditutup dengan Minggu Trinitas, yaitu satu minggu setelah Pentakosta. Di antara waktu-waktu ini ada Masa Raya Paska yang menekankan sengsara dan kemenangan Tuhan Yesus. Jadi lengkaplah karya agung Allah Tritunggal dari mulai kelahiran Kristus, kematian dan kebangkitan-Nya, hingga tergenapinya janji-Nya untuk mengutus Roh Kudus, Roh Pembaru seluruh ciptaan.
Lalu masa-masa di antara Minggu Trinitas sampai Minggu Kristus Raja (seminggu sebelum Adven), disebut sebagai masa-masa biasa. Artinya, kita menghayati karya penyelenggaraan ilahi secara utuh, dari mulai narasi penciptaan hingga ketekunan orang-orang kudus.
Bila kita membenamkan diri kita ke dalam penghayatan bulan-bulan penting yang ditetapkan oleh Gereja Tuhan dalam tahun liturgi, yang disusun berdasarkan kisah kehidupan Kristus, maka kita akan menjadi orang-orang Kristen yang secara otomatis, sadar ataupun tidak, menjadikan Yesus Kristus sebagai pusat kehidupan kita. Bukankah ini kerinduan kita? Jikalau demikian, bukankah kita pun akan menjumpai waktu yang kita punyai itu kini benar-benar dikuasai oleh Kristus, dan Kristus bertakhta dalam kehidupan kita.
No comments:
Post a Comment