PENDAHULUAN
Bagi iman Kristen, keselamatan adalah anugerah Allah semata-mata. Allah mengerjakan keselamatan itu di dalam Yesus Kristus, dan melalui karya Roh Kudus. Yesus Kristus menjadi substitusi bagi orang berdosa, yaitu bahwa Ia menggantikan posisi mereka menanggung murka Allah, dan Allah memperhitungkan kurban Kristus itu sebagai penebus dosa mereka. Roh Kudus melahirbarukan orang berdosa dan memampukannya untuk datang kepada Kristus. Semua ini Allah kerjakan seturut keputusan kehendak-Nya (Ef. 1:11). Sebagai anugerah, maka tidak ada tempat bagi kesombongan diri, bahwa keselamatan itu adalah hasil kerja keras kita. Firman Tuhan katakan, “Itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah. Itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Ef. 2:8-9).
Keselamatan di dalam Kristus adalah kepastian! Namun demikian, orang Kristen terbagi menjadi dua golongan ketika ditanya: apakah keselamatan dapat hilang? Golongan pertama mengatakan: DAPAT! Mereka mengetengahkan contoh di Alkitab bahwa dari bilangan orang Israel yang diselamatkan, tidak semua diselamatkan. Yudas Iskariot mengkhianati Kristus. Demas meninggalkan Paulus dan “mencintai dunia” (2Tim. 4:9). Dari dasar firman Tuhan, biasanya dipakai ayat seperti Yohanes 15:1-6 tentang pokok anggur dan carang-carangnya, serta Ibrani 6:4-6, tentang orang-orang yang sudah diterangi oleh Roh Kudus tetapi undur dari Allah.
Golongan kedua mengatakan: TIDAK DAPAT! Dasar firman yang dipakai adalah Yohanes 10:28, “Aku akan memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.” Contoh di Alkitab adalah rasul Petrus, yang pernah menyangkal Tuhan Yesus, tetapi kemudian menjadi orang pilihan-Nya dan menjadi rasul yang bekerja sampai tutup usianya. Paulus yang adalah mantan Farisi, kemudian ditangkap oleh Kristus dan diubahkan menjadi pelayan-Nya dan pekabar Injil yang berkobar-kobar.
Di balik pertanyaan “apakah keselamatan dapat hilang?” sebenarnya terdapat masalah serius yang perlu kita pikirkan, yakni: seberapa amankah kita di dalam Kristus? Benarkah kita telah memiliki eternal security, sehingga masa kini dan masa depan kita terjamin aman di tangan-Nya? Ataukah kita sendiri belum mendapatkan kepastian keselamatan itu, dan ujung-ujungnya, semua berpulang kepada kita masing-masing. Jika ujungnya seperti ini, jelaslah bahwa kita tidak memiliki jaminan yang pasti. Iman Kristen menjadi sama-sama moga-moga dengan agama-agama lain.
Lalu, mana yang yang benar? Yang kita sebut “benar,” bukanlah karena kita suka yang ini, tidak suka yang itu. Tetapi benar berdasarkan keutuhan berita firman Tuhan sendiri. Jadi, kita hendaknya menanyakan, manakah di antara kedua jawaban tersebut yang konsisten dengan berita seluruh Alkitab. Untuk itu, setiap pengajaran tidak boleh diambil dari satu atau dua ayat saja. Prinsip gereja Reformasi adalah Scriptura ipsius sui interpres, yaitu “Alkitab menjadi penafsir dirinya sendiri.” Apa yang tidak jelas di satu tempat, diterangi oleh bagian yang lebih jelas. Dengan demikian, kita menegaskan Sola Scriptura, “hanya Alkitab” dan tota Scriptura, “Alkitab secara keseluruhan.”
Jadi, bagaimana menurut Saudara: apakah keselamatan seorang Kristen sejati dapat hilang? Dapatkah seorang percaya kehilangan anugerah hidup kekal yang ia telah terima?
No comments:
Post a Comment