TERMINOLOGI
Beberapa kata yang dipakai untuk menjelaskan doktrin “ketekunan orang-orang kudus” adalah sebagai berikut:[1]
1. Perserverance of the Saints
Dalam bahasa Indonesia adalah “ketekunan orang-orang kudus.” Artinya, setiap orang percaya, atau orang kudus, akan tetap bertahan dan bertekun dalam kehidupannya dan tetap percaya kepada Kristus sebagai Juruselamatnya. Iman mereka tidak akan menyala, lalu padam, tetapi mereka akan tetap beriman selama-lamanya. Di tengah-tengah tantangan hidup dan perlawanan dari berbagai pihak, seseorang yang telah diselamatkan akan tetap berpaut dan bersandar kepada Allah. Maka, sekali diselamatkan, mereka tetap diselamatkan. Sekali percaya, mereka tidak akan pernah terhilang dan tidak mungkin ke neraka.
2. Perserverance of God
Selain “ketekunan orang-orang kudus,” Alkitab juga dengan gamblang menyatakan mengenai “ketekunan Allah.” Sesungguhnya, ketekunan orang kudus bergantung penuh kepada ketekunan Allah. Artinya, Allah berketetapan hati untuk menjaga Gereja-Nya selama-lamanya, dan inilah yang memungkinkan Gereja-Nya untuk bertekun di dalam kasih terhadap Dia.
Allah menjaga Gereja-Nya, seperti Ia memelihara langit dan bumi. Ia tidak hanya mencipta, tetapi juga memeliharanya. Kalau sedetik saja Ia menarik tangan kasih-Nya, maka bumi akan musnah seketika! Allah bukan saja memelihara, tetapi juga menuntun ciptaan hingga tujuan yang Ia telah tetapkan. Demikianlah pula hidup kerohanian kita. Detik demi detik, Ia menghidupkan roh kita. Ia menuntun kita menuju sasaran yang Ia kehendaki. Bilamana sekejap saja Ia menarik Roh-Nya, maka musnahlah pula kita!
3. Preservation of the Saints
Jika perserverance menitikberatkan pada kegiatan orang beriman dalam percaya kepada Allah, maka preservation pada aktivitas Allah. Di sini, orang percaya dijaga oleh Allah. Ia dipelihara dan dibentengi oleh Allah, sehingga tidak ada seorang pun yang akan merebutnya dari tangan Allah. Jadi, bukan kekuatan dari dirinya sendiri yang menopang mereka; bukan komitmen setia yang mereka upayakan untuk mereka pegang seterusnya, tetapi bahwa Yesus Kristus melalui Roh Kudus, yang memelihara mereka aman seterusnya dan selamanya. Jika orang percaya dibebaskan untuk memilih tekun atau tidak tekun, maka niscaya tak satu pun di antara kita yang dapat bertekun. Allah saja yang mengerjakannya.
4. Aman Selamanya
Kata lain yang dipakai untuk perserverance of saints adalah “aman selamanya” (eternal security). Seseorang yang menaruh keyakinan-Nya di dalam Kristus sebagai Juruselamat-Nya akan tetap aman bersandar pada lengan Kristus. Ia dijaga aman. Tak satu pun yang dapat menyakitinya. Ia akan bersama-sama dengan Tuhannya selama-lamanya. Dengan istilah ini, kita semakin diyakinkan bahwa sekali seseorang diselamatkan, maka untuk selama-lamanya keselamatan itu diberikan kepadanya. Dalilnya seperti ini, “Jika kita memilikinya, kita tidak akan kehilangan. Jika kita kehilangan, kita tidak pernah memilikinya.”
[1]Edwin H. Palmer, The Five Points of Calvinism, edisi diperluas (Grand Rapids: Baker, 1995), 68-69.
No comments:
Post a Comment