Wednesday, March 12, 2008

Menghidupi Peziarahan Kita (2)


Nyanyikanlah Kidung Baru

Perhatikanlah teks ini. Kita sedang menyimak sebuah kidung. Ya, sebuah kidung yang merupakan coda yang memuncak dari Deutero Yesaya (ps. 40-55). Inilah kidung yang dilantunkan oleh umat Allah yang baru saja terlepas dari kungkungan bangsa kafir di pembuangan, dan pulang kembali menuju Tanah Perjanjian yang Allah telah wariskan melalui sebuah janji kepada nenek moyang mereka, Abraham—Bapa kaum beriman.

Namun demikian, perhatikanlah dengan lebih seksama. Sesungguhnya kidung baru ini adalah kidung penciptaan baru. Firman dari surga diumpamakan bak air hujan dan salju yang turun, mengairi bumi dan menumbuhkan pelbagai tumbuhan dari dalamnya. Firman Allah itu pula kini yang bekerja dalam penciptaan baru. Sebagaimana pada penciptaan pertama, “Allah berfirman” maka segala sesuatu jadi, maka kini Firman dari Allah itu pun yang menjadikan segala sesuatu baru.

Nah, jika ada ciptaan baru, berarti ada ciptaan lama dong? Betul sekali. Lalu, apakah Allah telah mencampakkan ciptaan lama? Bagaimana dengan kesaksian 2 Petrus 3,10-11 yang menyatakan bahwa bumi dan segala isinya akan hancur?

Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup.

Tetapi perhatikanlah pernyataan di dalam ayat 13, “Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.” Artinya, ciptaan yang dua dan sakit tidaklah dicampakkan. Ia tidak ditinggalkan dalam keadaannya yang tercela. Perhatikanlah kisah air bah pada zaman Nuh. Allah menghancurkan segala sesuatu yang telah ditundukkan oleh dosa, akan tetapi Allah kemudian menumbuhkan sesuatu yang baru di tempat yang sama! Ya, di atas ciptaan yang lama. Allah menyembuhkan ciptaan-Nya. Allah membarui wajah dunia dengan kuasa Firman-Nya yang berdaulat.

Inilah inti kidung baru yang kita sedang renungkan. Allah mempunyai sebuah mega proyek! Penciptaan yang Allah kerjakan pada permulaan zaman, bukan semata-mata merupakan suatu karya seni mahahebat, yang “sungguh amat baik,” tetapi lebih dari itu merupakan “pola cetak biru” yang akan digenapi dalam penciptaan baru, dan kelak akan disempurnakan ketika Tuhan Yesus Kristus datang yang kedua kalinya.

Ya, Allah akan memberi kehidupan bagi yang mati, serta kemenangan yang dirangkaikan dengan suka cita dan kemenangan nan gemilang pada akhirnya! Apakah dengan begini, kita diajak untuk lari dari kenyataan hidup? O tidak. Kehidupan itu bak pengembaraan, atau peziarahan batin. Sungguh benarlah bahwa kenyataan yang kita hadapi dalam dunia ini adalah duri dan onak, di mana seharusnya kita dapat menjadi tanaman yang berbuah lebat dan memberkati banyak orang. Namun bagi kita, yang mengenal kebenaran ini, kehidupan itu merupakan sebuah perjalanan yang penuh pengharapan. Allah telah membuat ciptaan baru! Allah menjanjikan masa depan yang tak lagi suram di masa depan.

No comments:

Post a Comment