Monday, March 17, 2008

Renungan Paskah di Rutan Kudus 19 Maret 2008 (4)


Saudara-saudaraku,

Agama kita adalah agama yang menyediakan pengampunan yang luas. Para Pemimpin kita meneladankan pengampunan dan bukan permusuhan; kelemahlembutan dan bukan kekejaman, kerendahan hati dan bukan congkak-kesombongan.

Inilah arti Paskah bagi kami. Dan saya yakin ini pula arti Maulud Nabi Muhammad bagi Saudara-saudaraku kaum muslimin. Paskah berarti merekahnya fajar era baru, yaitu era pengampunan yang Allah sediakan sedemikian luasnya bagi dunia, era kehidupan yang tak lagi ditundukkan oleh kuasa maut. Maulud Nabi juga menjadi penanda zaman baru yang dibawa oleh Rasulullah, sehingga segenap umat manusia dapat hidup dalam perdamaian, saling mendukung, menguatkan dan mengampuni.

Maka, Saudara-saudaraku,

Pada hari ini, di gerbang peringatan dua peristiwa bersejarah dalam agama samawi, saya menyerukan agar kita bangkit dan bergerak dalam semangat baru, dalam suatu jiwa yang baru!

Saudara-saudara yang saat ini menjadi warga binaan di tempat ini, tetap milikilah hari esok. Tidak ada kemenangan tanpa perjuangan. Tidak ada kejayaan tanpa pergumulan. Tidak ada makanan tanpa kerja keras. Hendaklah mulai sekarang, Saudara-saudaraku mulai menyadari betapa pentingnya daya juang yang tinggi, perilaku yang diubah, tabiat yang diperbarui. Oleh sebab apa? Oleh sebab pengampunan itu telah disediakan oleh Allah Yang Mahakuasa.

Saudara-saudara yang menjadi staf rumah binaan, kiranya Saudara pun menjadi pendamping yang menyadari bahwa tugas dan panggilan Saudara adalah penting di mata negara, tetapi juga di mata Tuhan. Negara menghendaki, lembaga ini dapat memberikan pemulihan bagi para warga binaan di masyarakat, dan saudara adalah orang-orang yang dipercayai oleh negara untuk menguatkan, memberdayakan, dan mendorong para warga binaan. Di mata Allah, saudara dipercaya sebagai wakil-Nya untuk menjadi teladan kerohanian dan moral para warga binaan, sehingga mereka menjadi insan-insan yang bermartabat. Maka, di dalam ketegasan Anda, perlu ada cinta-kasih. Dan di dalam cinta kasih, perlu ada ketegasan dan disiplin.

Saudara-saudara yang menjadi warga masyarakat, termasuk saudara-saudaraku sekandung di dalam Kristus, sama seperti yang diteladankan oleh Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, yang tidak membalas caci maki dengan caci maki, tetapi yang memberi pengampunan; dan yang—setelah Ia bangkit dari kematian—memberikan perintah untuk mengampuni orang lain, hendaklah kita berani menjadi pelopor-pelopor di masyarakat yang peduli terhadap mereka yang saat ini tengah menjadi warga binaan. Saya ajak saudara memandang bahwa mereka pun insan yang berharga di mata Allah, bahkan tak kurang dari insan yang diciptakan dalam gambar dan rupa Allah. Saya ajak Saudara untuk berani memberdayakan mereka, menguatkan mereka, memperlengkapi mereka, sehingga mereka tidak perlu dibina kembali di tempat ini, tetapi dapat diterima di masyarakat dan menjadi warga masyarakat.

Kalau PR ini kita kerjakan bersama-sama dalam semangat kerukunan dan kedamaian, maka niscaya tak perlu ada pertumpahan darah antarsesama warga masyarakat yang dipicu oleh isu yang berbau SARA. Bukankah kita merindukan perdamaian yang abadi? Mari kita menjadi orang-orang yang memerdekakan, mempromosikan kedamaian dan hidup dalam kepatuhan kepada Allah dan akidah agama. Syukur kepada Allah!

No comments:

Post a Comment