HARI PERTAMA
Kejadian 1.3-5
Allah menciptakan terang! Byaarr!!! Maka mulailah ada perbedaan antara yang gelap n’ yang terang. U know, Prenz, ini berarti juga, “waktu” buat Allah berkarya dalam Minggu Penciptaan itu pun dimulai.
Eeegghh Metaners, jangan sampai keliru ya, “terang” itu bukan ilahi. Itulah sebabnya kita nggak menyembah terang, atawa matahari atawa benda-benda langit yang punya terang. Nah, kelihatan beda khan dengan dewa-dewi di Mesir, misalnya. Mereka menyembah terang. Kamu tentu tahu, dewa tertinggi bangsa Mesir adalah Ra, yaitu Dewa Matahari.
Tapi dalam iman kita, terang itu bukain fakta kalo Allah tuh hadir dengan segala keagungan n’ kedaulatan-Nya. Coba baca Keluaran 10.23. Di mana ada terang, di situ Allah hadir.
Di PB, Tuhan Yesus menyebut murid-murid-Nya sebagai “terang.” Artinya, sebenarnya kita lagi mewakili Allah. Kehadiran Allah harusnya jadi nampak oleh sebab ada kita. So, orang lain mestinya melihat kalo kita nih bener-bener orang yang membawa terang kehadiran Allah.
Bila Allah saja berikan terang nggak pilih-pilih orang, tapi pada siapa saja n’ tiap manusia yang hidup di dunia, mestinya terang kita juga nggak memandang muka n’ derajat. Rasul Paulus ingetin kita, “Kamu adalah terang . . . hiduplah sebagai anak-anak terang!” (Ef. 5.8).
Jadi, kita nggak kayak artis, Metaners! Semua lampu n’ cahaya menyoroti si artis. Blitz dari kamera juga jeprat-jepret berfokus kepada si idola. Jangan sampai kita mengidolakan diri kita sendiri. Tapi kita mesti seperti Allah kita, yang menyorotkan terang n’ cahaya itu ke yang lain. Tugas kita juga bawa terang: terang di rumah, di sekolah, di gereja dan ke mana pun kita pergi.
No comments:
Post a Comment