St. Fransiskus dari Assisi (1181–1224)
St. Fransiskus dikenal sebagai “Laki-laki Papa dari Assisi.” Nyanyian, musik dan syair merupakan bagian hidup yang tak terpisahkan darinya, baik pada masa kesedihan dan masa sakit, tetapi juga sukacita dan masa sehat. Ia adalah seseorang yang spontan mengangkat suara untuk menyatakan perasaannya, ilham-ilhamnya serta doa-doanya.
Kita mengenal sosoknya lewat lagu yang sering kita dengarkan dari PPR 2 no. 372 “Doa Francis Assisi.” Namun, tahukah kita bahwa karyanya yang lain juga mengilhami lagu PPR 1 no. 26 “Semua Ciptaan Tuhan Raja” (“All Creatures of Our God and King”)? Ya, justru inilah karya teragungnya yang oleh pujangga Inggris G. K. Chesterton disebut sebagai kekhasan St. Fransiskus dan melalui syairnya tersebut gaya hidup sang orang kudus dapat dibangun ulang.
Saya membuka laci meja kerja, dan mencari sebuah buku tipis berjudul Francis & Clare of Assisi: Selected Writings. Tulisan-tulisan terpilih dari Fransiskus dan Clare dari Assisi ini disunting oleh Michael Morris. Saya membuka tulisan pertama St. Fransiskus, dengan menebak-nebak bahwa tulisan pertama dalam bunga rampai itu pasti yang paling utama. Ternyata benar demikian!
“Kidung Saudara Matahari” itu yang saya maksud. Sebagai seorang mistikus (spiritualis) Kristen, ia tidak menarik diri dari luasnya dunia ciptaan Allah. Sebaliknya, ia menjadi demikian intim dan akrab dengan keagungan alam semesta sehingga ia berani mendekap mereka dan menyapa mereka “Saudara” dan “Saudari.” Ya, dengan segala kesadaran Fransiskus mengenal mereka sebagai anggota-anggota dari Satu Keluarga besar.
Terpujilah Dikau, Allahku, dengan segala makhluk ciptaan-Mu, terkhusus Saudara Matahari . . .
Terpujilah Dikau, Allahku, melalui Saudari Bulan beserta bintang-bintang . . .
Terpujilah Dikau, Allahku, melalui Saudara Angin . . .
Terpujilah Dikau, Allahku, melalui Saudari Air . . .
Terpujilah Dikau, Allahku, melalui Saudara Api . . .
Terpujilah Dikau Allahku, melalui Saudari Bunda Bumi kami . . . .
Bila dunia ini adalah rumah kita yang besar, akankah tangan kita merusaknya? Jika semua makhluk dan ciptaan adalah saudara kita, akankah kita dengan sengaja mencelakai mereka dan membuat mereka menjadi musuh kita?
Dalil Pertama: keutuhan ciptaan harus dipahami bahwa semesta itu adalah sebuah Keluarga yang Akbar dan bahwa ciptaan Allah adalah Saudara dan Saudari kita.
No comments:
Post a Comment