Friday, August 19, 2011

METAMORVOXI DAN LAILATUL QADR


Malam ini adalah malam yang penting untuk Metaners, tetapi juga untuk Voxi.  Inilah malam ketika Metanoia melepas sebagian anggotanya.  Di malam yang sama, Vox Reformata menerima anggota-anggota yang baru.  Metanoia menjadi Voxi.  Metamorvoxi.

Tetapi malam istimewa ini bukan hanya milik Metaners ataupun Voxi.  Malam ini adalah malam yang istimewa untuk Saudara-saudara kita, kaum muslimin dan muslimat.  Dua puluh hari, mereka telah menjalankan ibadah puasa.  Kurang sepuluh hari lagi.  Tahukah kalian bahwa sepuluh hari menjelang hari kemenangan, Idul Fitri itu, adalah malam yang istimewa—itulah malam yang paling suci di bulan suci.

Apa kaitan Metamorvoxi dengan Lailatul Qadr?  Saya sendiri tercenung dengan makna Lailatul Qadr itu.  Menurut pakar keislaman di Indonesia, Quraish Shihab, kata “qadr” itu punya tiga arti:

1.       Penetapan atau pengaturan.  Lailat Al-Qadr berarti malam yang ditetapkan oleh Allah SWT yang menentukan arah perjalanan manusia.  Sebab di malam itu diterangkan semua urusan yang penuh hikmat, urusan yang besar di mata Allah.

2.       Kemuliaan.  Malam itu termulia tiada bandingnya.  Termulia, sebab di situlah awal Quran diturunkan.  Sehingga, malam itu lebih mulia dibandingkan 1000 bulan.  Seolah-olah surga terbuka, dan kehendak Allah dinyatakan.  Manusia pun bersorak dan memuliakan Allah, sebab apa yang Ia sudah kerjakan.

3.       Sempit.  Mengapa sempit?  Karena bumi penuh dengan malaikat.  Malaikat berjubel turun ke bumi.  Malaikat turut bersukacita karena firman Allah diturunkan, dan itu berarti jelaslah arah kehidupan manusia.  Barangsiapa mau mengikuti petunjuk dan perintah Quran, akan selamat.  Yang tidak mau, pasti akan kena laknat.

Nah, apa hubungannya peringatan kaum muda GKMI Kudus dengan perayaan Muslim?  Di tahun 2011, keduanya terjadi dalam satu momentum!  Malam ini.  Malam ini adalah malam Metamorvoxi sekaligus Lailatul Qadr.  

·         Bukankah bagi kita, malam ini pun menjadi momentum yang penuh berkat dari Allah?  Kita percaya bahwa Allah menetapkan malam ini menjadi malam yang khusus.  Malam yang menjadi sejarah dalam hidup kamu semua.  Ingat, dalam bekerja, Allah tidak pernah terlambat, atau lebih cepat.  Orang mungkin menganggap Allah tidak peduli, dengan doa-doa yang tidak dijawab.  Namun, Allah punya waktu-Nya sendiri.  Bukankah ketika mengutus Kristus—dalam kesaksian rasul Paulus—Allah melakukannya “setelah genap waktunya!” (Gal. 4:4).  Allah mempunyai pertimbangan sendiri, dan pertimbangan-Nya selalu bebas, tanpa intervensi manusia.

·         Ini pun adalah malam yang mulia!  Apakah sesungguhnya kemuliaan manusia?  Yaitu tatkala firman Allah datang menjumpainya!  Di Islam, Firman itu menjadi buku—Al-Quran.  Di Kristen, Firman Allah (Kalimatullah) datang di dalam rupa manusia.  Yohanes bersaksi, “Kita telah melihat kemuliaan-Nya!” (Yoh. 1:14).  Di Islam, penyataan Quran di malam Lailatul Qadr.  Di Kristen, penyataan Kristus terjadi di dalam kegelapan, dan kegelapan tidak menguasainya (Yoh. 1:5).  Malam dan kegelapan, adalah dua hal yang merupakan dua sisi koin.  Maka, baik Lailatul Qadr dan Inkarnasi Firman Allah sesungguhnya merupakan malam yang menghentakkan kemanusiaan kita, yang telah lama terbuai dalam tidur malam panjang.  Hari yang baru sudah tiba!  Saatnya bekerja!  Terang Allah ada di tengah-tengah kita!  Tiada lagi alasan untuk bermalas-malas bekerja!

·         Yang terakhir, malam ini adalah malam yang sempit.  Bukan saja karena tempat ini menjadi penuh sesak.  Bukan saja karena embusan CO2 yang keluar dari masing-masing lubang hidung menambah panasnya ruangan ini.  Namun, yang lebih positif, kita melihat adanya sukacita.  Malam ini seperti malam ketika Yesus dilahirkan.  Nun jauh di daerah yang terpencil, jauh dari keramaian, di malam yang teramat dingin di sebuah padang luas Efrata, di mana para gembala masih setia menunaikan tugasnya, tiba-tiba padang sunyi itu terang benderang dan sejumlah besar bala tentara surga menyanyikan paduan suara, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi, di antara manusia yang mengasihi-Nya!”  (Luk. 1:14).  Malam yang lengang menjadi benderang terang!  Padang rumput yang sunyi kini dipenuhi gita pemuji surgawi.  Kehadiran Tuhan membuat surga dan bumi bersorak dalam gempita besar.  Bumi menjadi tempat yang sempit.

Setiap orang mempunyai momentum istimewa dalam hidupnya, yang sering saya sebut sebagai moments of excellence.  Bagi remaja putri, ulang tahun ke-17 adalah moment of excellence itu!  Beralihlah seorang anak menjadi remaja.  Dan momentum itu pasti menjadi kenangan yang tak terlupakan.  Metaners, malam ini adalah malam yang istimewa buatmu.  Saya harap, kamu tahu benar bahwa malam ini adalah malam yang Allah tetapkan bagimu.  Ya, malam ini ditetapkan, dan diatur, supaya kamu semua kini menginjak tahap selanjutnya di dalam langkah imanmu.  Saya berharap semua perilaku belum dewasa yang masih tersisa, dapat ditinggalkan.  Kamu menggladi diri untuk lebih mandiri.

Namun moments of excellence itu tidak akan bermakna apa-apa jika kamu masih hidup di dalam “malam”-mu.  Engkau suka tinggal di dalam kegelapan, masih menikmati hal-hal yang Tuhan tidak suka.  Ingat, Tuhan tidak pernah tertidur.  Setiap perbuatan yang dilakukan di dalam kegelapan akan tersingkap.  Dan kalau kamu tetap menikmati kegelapan, Lailatul Qadr akan menjadi Lailatul Keder!  Untuk itu, malam Metamorxovi ini biar juga menjadi malam ketika Allah menyingkapkan kehendak-Nya bagi hidupmu, dan kamu membuka hati untuk menjadikan Yesus Kristus sebagai satu-satunya Terangmu, serta penuntun dan teladan di hidupmu.

Akhirnya, jadikan malam ini sebagai malam yang sempit.  Sempit dengan gelak tawa sukacita.  Tapi juga sesak karena di sini pun, malaikat hadir, sukacita surgawi ada di antara Metaners yang kini menjadi anggota voxi, dan di sebagian anggota voxi yang di dalam nadi tetap mengalir jiwa dan semangat metanoia.  Dalam terang yang mengusir kegelapan malam: mari kita bersuka.  Tetapi juga, mari giat bekerja.

No comments:

Post a Comment