Monday, July 23, 2007

Kata Hati

KATA HATI
Roma 2.14-15


Q. Bagaimana dengan orang yang nggak kenal hukum moral?
A. Mereka memang tidak punya dalam bentuk tertulis, tapi hukum itu tertulis dalam hati mereka.


Kan nggak semua orang kenal Alkitab? Bagaimana dengan mereka? Prenz, mereka pun ngelakuin hukum moral. Mereka mencoba untuk hidup benar, hidup suci. Tentu menurut ukuran norma moral mereka sendiri. So kita lihat, ada banyak orang meski nggak Kristen, hidup mereka OK dalam tindakan moral. Sebab kata hati nurani jadi hukum moral mereka.

Yang jelas, mereka juga tahu tuntutan keadilan n’ kekudusan Allah. Rasul Paulus bilang, hati nurani mereka menuduh atawa belain mereka sewaktu mereka nih nggak beres dalam hidup moral.

But Guyz, oleh karena dosa, manusia nggak hormatin hukum moral. Hidup mereka sembarangan. Sembrono. Mereka menindas kebenaran Allah dengan kelaliman. Nggak ngakuin lagi Allah (Rm. 1.28). Ngegantiin kebenaran dengan dusta (Rm. 1.25). Lebih suka kegelapan (Yoh. 3.19), However, mereka pasti nggak tenang! Ada hati nurani yang jadi alarm. Sebab itu, mereka nggak mungkin bisa berdalih (Rm. 1.20). Tapi karena kasih Allah n’ keadilan-Nya, Ia mau terus ingatin kita. Ia beri hukum itu lagi n’ lagi buat kita kaum pilihan-Nya.

Kewajiban

KEWAJIBAN
Mikha 6.8; Roma 2.14-15


Q. Apa sih yang dituntut Allah dari manusia?
A. Ketaatan kepada kehendak-Nya yang dinyatakan melalui hukum moral.

Hak, hak, hak . . . Itu yang dituntut orang-orang di zaman kita. “Pokoknya aku harus dapetin hakku.” Karyawan demo nuntut hak mereka. Kaum perempuan demo nuntut persamaan hak feminisme. Jemaat nuntut hak ke majelis n’ gembala mereka supaya gereja nggak kaku-kaku, karena ngebosenin. Mereka ngerasa berhak untuk itu. Yah, makin bebas nggak ada aturan zaman kita ini, ya Sobat.


Wait! Generasi kita mesti jadi pelopor. Kita nggak ngeributin masalah hak kita melulu. Iman itu kan nggak cuman apa yang diberiin Allah sama kita. But juga ketaatan kita pada Allah. Nggak ada iman sejati tanpa ketaatan. Tapi juga. . . nggak ada ketaatan sejati tanpa iman.

Guyz, kehendak Allah buat manusia Ia nyatain dalam “hukum moral.” The moral law. Adam diberi aturan oleh Allah waktu di taman Eden. Bangsa Israel diberi Dasa Titah. Tuhan Yesus beri kita 2 Mandat Kasih. Maknanya sama. Hukum moral! So, mau jadi anak Allah yang ngejoss? Berani hidup total, all out, dengan moral yang tinggi donk?! Nggak ada yang lain, Prenz. Yang disebut kehendak Allah adalah hukum moralnya. U got it?

My Only Comfort

MY ONLY COMFORT
Roma 8.28-30; 14.7-8; 1 Korintus 3.23


Q. Apa satu-satunya penghiburanmu pada waktu hidup n’ mati?
A. (1) Badan n’ jiwaku adalah milik Kristus; (2) Segala sesuatu disediakan untuk keselamatanku; (3) Roh Kudus menjamin hidup kekal bagiku; (4) sekarang kupersembahkan diri dengan rela jadi hamba-Nya.

Semua orang mencari ketenangan hidup. Bahkan orang yang cinta uang pun, dia anggap uang itu yang bikin hidupnya tenang. Dengan uang, ia dapetin hiburan. Begitu juga sih sama remaja ABG yang sudah coba-coba nge-blue-film n’ groovy sama obat-obatan. Tapi yang begituan jelas kenikmatan sesaat. Cuman puas-puasin nafsu daging.

Bapa nggak mau anak-anak-Nya jadi kayak itu. Sobat-sobatku ingat: apa yang Kristus sudah kerjakan buat hidup kamu n’ apa yang akan Ia kerjakan buat hidup kamu. Ia lunasin utang dosa kamu. Ia lunasin tuntutan keadilan Allah. Ia kendaliin semua yang ada di dunia.

Dunia ini emang penuh kengerian. Yeah! But the power of Christ is still greater! Di tengah kesedihan, kita tetap dapat muji-muji Allah. Kenapa? Kita—baik badan n’ jiwa, kini n’ selamanya—milik Yesus Juruselamat kita. HAFALIN Q. & A. hari ini!!! Ingat terus sampai masa tuamu. Engkau akan tahu kedalaman jantung hati iman reformed yang berpusat pada Kristus.

The Lord With U, Always!

THE LORD WITH U, ALWAYS!
Wahyu 21.1-22.6


Q. Apa yang membuatmu gembira atas hidup yang kekal?
A. Aku sudah merasakan sedikit sukacita itu, n’ sehabis hidup di sini aku akan dapat selamat yang sempurna.



Hidup kekal. Artinya, hidup melampaui waktu. Nggak lagi terbatas sama waktu serta tembok-tembok pembatas. Kita akan bersekutu ‘ama Allah dalam sukacita kekal. Itu nggak dapat dihancurin. Maut nggak mungkin ngerebutnya.

Jika kamoe-kamoe paham hal ini, hidup kamu akan penuh keceriaan. Kenapa? Kamu punya pengharapan. Pengharapan itu dah jadi milik kamu sekarang ini. Yup! Kita nggak tahu kayak apa surga nanti, n’ kayak apa sih bumi yang baru nanti. Meski begitu, kita tahu satu hal, kaum tebusan pasti akan nge-groovy: sukacita dengan Allah. Bersama umat-Nya. N’ sukacita oleh sebab berakhirnya semua frustrasi n’ tekanan. Nggak ada kebutuhan yang nggak akan terpenuhi.

Hey, wake up guyz!!! Ada orang bilang, “I don’t like Monday!” Tapi kamoe akan bilang, “Nope! I do like Monday. The Monday is mine!” Ayo, tataplah hari ini dengan gembira. Sebab hari ini, n’ hari hari selanjutnya, bahkan sampe hari terakhir nanti, “All days are mine! By God’s grace!” Semua hari jadi hariku. Oleh anugerah Allah! OK, Prenz, jadi orang yang optimis. Berjalan dalam perngharapan. See, The Lord iz with u!

So What, Donk?

SO WHAT, DONK???
1 Yohanes 2.28-3.5; 1 Tesalonika 4.17


Q. Manfaat kebangkitan apa sih?
A. Aku dibangkitkan dalam kemuliaan, dibebaskan dari segenap tuduhan, diberi kebahagiaan untuk menikmati Allah selamanya.

Doktrin kebangkitan menghadapi berbagai macam tantangan. Salah satunya dari dunia sains biologi. Dalam peristiwa rantai makanan, terbukti kalo mayat akan terurai jadi pupuk yang nyuburin tumbuhan. Trus tumbuhan dimakan binatang, lalu binatang bisa dimakan sama manusia, manusia mati, dst. . . . Gimana donk?

Bom atom B-29 meledak di Hiroshima, Agustus 1945. Banyak yang mati, bahkan tubuh mereka lumat n’ hancur lebur. Nggak sempet dikubur dengan layak tubuh mereka. Jadi kebangkitan terjadinya gimana?

Sobat, tetap harus kita ingat, yang ngerjain kebangkitan tuh Allah Sang Maestro yang dulu ciptain dunia dari nihil (nggak ada apa-apa). Kita nggak tahu persis. Itu kerjaan Tuhan. So, sama halnya dengan kebangkitan, buat Allah nggak susah melakukannya, meski di pikiran manusia, susah banget ngebayanginnya.

Allah nggak akan nyiptain tubuh yang sama sekali baru buat kita. Tapi, Ia akan bikin baru (baca: memperbaiki) tubuh kita yang lama. Tubuh yang baru nanti nggak akan mati lagi. Bagi orang percaya, tubuh dibuat sempurna n’ jadi serupa dengan Kristus secara jasmaniah maupun rohaniah. Kristus akan berkata, “Kamu milik-Ku!”

Ini Penghiburan Baru, Ini Baru Penghiburan

INI PENGHIBURAN BARU, INI BARU PENGHIBURAN
1 Korintus 15.12-19; Filipi 1.21-24


Q. Penghiburan apa sih yang kita terima waktu kebangkitan?
A. Bukan hanya jiwaku diangkat kepada Kristus, tetapi dagingku akan dipersatukan lagi dengan jiwaku, n’ jadi serupa Kristus yang mulia.

Kalo kamu jadi anak sulung, apa yang kamu sadari? Adik-adikmu dikit or banyak lihat sikap n’ tindak-tandukmu. Banyak kali mereka niru-niru gayamu. Kamu jadi patron alias teladan mereka.


Kristus juga patron kita. Ia yang sulung dari banyak saudara, ya kita-kita ini. Apa yang terjadi pada Kristus, terjadi pula atas kita. Ia mati dan dikubur, tapi bangkit n’ dimuliakan. Tubuhnya diubah jadi mulia, tapi tetap identitasnya sama. Tanda paku n’ tombak masih di tubuh-Nya. Para murid akhirnya ngenalin Guru mereka yang sudah bangkit.

Seorang kaya punya mobil truk tua yang sudah mulai batuk-batuk kalo berjalan. Saking jengkelnya, ia berkata kepada bengkel asembling mobil, “Rombak semua bodi mobil ini, n’ ubah jadi baru.” Jreeng! Beberapa waktu kemudian mobilnya berubah total.

Itu mobil kuno atawa mobil baru? Of course dua-duanya. Di satu sisi mobilnya sama, tapi di sisi lain juga mobil baru. Tampilan n’ tenaganya berbeda, meski itu mobil kuno. Begitu keadaan kita waktu bangkit kelak. But sekarang ni kita juga sudah nikmatin hidup baru!

Mensana In Corpore Sano

MENSANA IN CORPORE SANO
2 Korintus 5.1-8; Roma 8.18-25


Q. Apa pentingnya badan?
A. Hingga kematian, badan orang percaya itu milik Kristus n’ dipersatukan dalam Kristus.

“Di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat.” Begitu kata Pak Harto pas masih jadi presiden RI, waktu canangin hari olah raga n’ kasih imbauan buat semua penduduk Indonesia berolah raga.


Nggak cuma Pak Harto, Alkitab pun memandang penting badan. Ada orang bilang, ya . . . keselamatan tuh kan buat jiwa, tubuh nggak. Jadi, ngapain ngerawat tubuh? Trus tubuh dirusak dengan berbagai makanan, obat-obatan, gaya hidup serampangan.

Tuhan sama sekali nggak anggap tubuh kita tuh sepele. Atawa ala kadarnya. Or nggak berharga. But guyz, tubuh tuh penting di hadapan Allah. Waktu seorang percaya mati, tubuhnya dikatakan tidur. Dan masa tidur itu berakhir, ketika orang itu dibangkitin. So, masa antara itu nggak kurang dari langkah untuk mencapai final, atawa gool kita yang mulia itu.

Terus apa yang harus kita kerjakan sekarang? Lakukan apa yang dikatakan rasul Paulus, “Persembahkan tubuhmu!” (Rm. 12.1). Moreover, “Latihlah dirimu beribadah” (1Tim. 4.7). Persembahan hidup n’ latihan beribadah. Itu yang kamu sebagai reformed youth perlu lakukan. Now or never!

Ngintip Kematian

NGITIP KEMATIAN
Markus 12.18-27; 1 Tesalonika 4.13-14


Q. Ada apa dengan kematian?
A. Kematian itu perpisahan badan n’ jiwa. Bagi kita yang percaya, badan akan jadi debu, sedang jiwa kita dimuliakan.

Pernah naik bus? Suatu kali, dalam perjalanan pelayanan, aku harus naik bus, transit di terminal n’ ganti bus, terus ngelanjutin perjalanan sampe tujuan. Waktu transit itu aku harus nunggu beberapa saat. Bus yang kutumpangi nunggu ‘ampe penuh penumpang, atawa sampe batas waktu di terminal habis.


Kematian itu kayak waktu transit. Kematian disebut masa antara. Jembatan antara hidup saat ini dengan masa kebangkitan. Nah, pada waktu seseorang mati, baik percaya atawa nggak, badan dan jiwanya berpisah. Guyz, keep in your mind: JIWA dan ROH itu sama! Alkitab pake kata ini bisa saling menggantikan. Kadang “jiwa,” kadang “roh,” keduanya sama.

Jiwa kita kelak akan mengalami kesempurnaan pengudusan. Kita masuk dalam kemuliaan (Luk. 23.43; Why. 14.13). Sedang, jiwa orang yang nggak percaya bakal masuk ke dalam siksa neraka yang kekal.

Terus, apa yang terjadi sama badan kita? Tubuh kita nih milik-Nya. Disiapin buat kebangkitan untuk hidup yang kekal. Sedang, badan orang percaya, ya terang donk nggak jadi milik-Nya, but kelak akan dibangkitin untuk hukuman kekal. So, badan dan jiwa kamu milik siapa nih?

Ngintip Kematian

NGITIP KEMATIAN
Markus 12.18-27; 1 Tesalonika 4.13-14


Q. Ada apa dengan kematian?
A. Kematian itu perpisahan badan n’ jiwa. Bagi kita yang percaya, badan akan jadi debu, sedang jiwa kita dimuliakan.


Pernah naik bus? Suatu kali, dalam perjalanan pelayanan, aku harus naik bus, transit di terminal n’ ganti bus, terus ngelanjutin perjalanan sampe tujuan. Waktu transit itu aku harus nunggu beberapa saat. Bus yang kutumpangi nunggu ‘ampe penuh penumpang, atawa sampe batas waktu di terminal habis.


Kematian itu kayak waktu transit. Kematian disebut masa antara. Jembatan antara hidup saat ini dengan masa kebangkitan. Nah, pada waktu seseorang mati, baik percaya atawa nggak, badan dan jiwanya berpisah. Guyz, keep in your mind: JIWA dan ROH itu sama! Alkitab pake kata ini bisa saling menggantikan. Kadang “jiwa,” kadang “roh,” keduanya sama.

Jiwa kita kelak akan mengalami kesempurnaan pengudusan. Kita masuk dalam kemuliaan (Luk. 23.43; Why. 14.13). Sedang, jiwa orang yang nggak percaya bakal masuk ke dalam siksa neraka yang kekal.

Terus, apa yang terjadi sama badan kita? Tubuh kita nih milik-Nya. Disiapin buat kebangkitan untuk hidup yang kekal. Sedang, badan orang percaya, ya terang donk nggak jadi milik-Nya, but kelak akan dibangkitin untuk hukuman kekal. So, badan dan jiwa kamu milik siapa nih?

Persaudaraan Kudus

PERSAUDARAAN KUDUS
1 Korintus 12.12-20; 1 Petrus 1.1-5


Q. Apa sih persekutuan orang kudus itu?
A. Orang beriman, secara total ataupu tiap-tiap pribadi yang mendapat bagian dalam kekayaan n’ karunia Kristus.

Rasul Paulus nggak jarang nulis pembukaan suratnya dengan sebutin jemaat sebagai orang-orang kudus (Rm. 1.1; 2Kor. 1.1; Ef. 1.1). Apa artinya orang kudus? Apa semua pengunjung gereja boleh tuh masuk kategori orang kudus? Nggak donk.


Gereja disebut demikian sebab hakikat gereja tuh dipisahin dari dunia, untuk punya hubungan yang khusus dengan Allah yang kudus. Hmm, perhatiin. Penting lho. Seseorang jadi kudus bukan karena dalam dirinya emang dah ada benih suci. Kesucian tuh berkat Dia yang memanggil adalah Allah yang suci. Titik. Kekudusan bukan pahala dari usaha kita. Kekudusan adalah karya ajaib Allah.

Prenz, jadi kalo gitu . . . persatuan gereja sama Tuhan Yesus itulah yang jadi dasar kekudusan. Kalo gereja tetap bersekutu dengan Tuhan, Kepala Gereja, ia akan terus dikuduskan oleh Roh Kristus (Roh Kudus!).

Coba renungkan bulan jauh di langit sono. Sinar bulan itu refleksi dari terang matahari. Investigasi misi Apollo pada tahun 1960 ngejelasin, kalo bulan tuh dunia yang mati. Nggak punya sinar sendiri. Tapi bisa pantulin cahaya matahari. So with u, guyz!!!

Gereja Tuhan, Yang Mana?

GEREJA TUHAN, YANG MANA???
Efesus 2.11-22; 4.11-16


Q. Apa tanda Gereja sejati?
A. Gereja yang sejati bersifat esa, kudus, universal, serta mewarisi ajaran para rasul.

Pusiiinggg!!! Gereja kenapa banyak amir . . . eh amat? Satu sama lain beda lagi! Terus pada ngeklaim masing-masing bener. Mana yang benar donk?? Metaners, kalo kau pernah bingung . . . sama!


But ingat, jangan sampe kita milih gereja sembarangan loh! Sebab seringnya tuh nggak ada dasar n’ alasan yang jelas: cuman masalah selera! Gawat lho, Prenz, kalo kamu milih gereja karena selera doank.

Gereja yang sejati tandanya “esa.” Yaitu Kristus sebagai kepala (Kol. 1.18). So, yang memerintah Gereja bukan orang berduit or majelis, tapi Kristus. Apa pun merk gereja-Nya, Mennonit kek, Calvinis kek, Katolik kek, bila Kristus Kepala, maka semua itu Gereja Kristen.

Terus “kudus.” Yang bersekutu di gereja disebut orang-orang kudus, artinya yang panggil n’ dijadiin kudus oleh Allah yang kudus. Then “universal,” artinya sesuai dengan seluruhnya. Di sepanjang zaman, di semua tempat, pokok iman n’ ajarannya sama: Allah itu Trinitas, Kristus Tuhan-Manusia, keselamatan dalam Kristus saja, etc. Terakhir, “rasuli,” atawa mewarisi ajaran para rasul. Gereja berdiri di atas ajaran para rasul (Kis. 2.42; Ef. 2.20). Prenz, u must believe all these!!!

Tuesday, July 10, 2007

Tuhan Pun Panggilku


Tuhan Pun Panggilku


Kumelayangkan pandang ke sekitarku

Begitu banyak orang sedang merindu:

'Kan arti pengharapan, hidup tak berbeban,

Di mana setitik cerah masa depan?


Di manakah terang kasih yang sejati

Yang membebat mereka yang luka hati?

Di mana ada jawab, di tengah tangis-ratap?

Ke mana m'reka akan berjumpa harap?


Terang t'lah datang, menghapus kegelapan,

B'ri pertumbuhan,

Menyongsong fajar di ufuk pembaruan.


Bergegas kini mencari yang terhilang,

Kuasa salib Kristus s'bagai penopang,

Tak lagi banyak waktu,

Mengapa t'rus menunggu,

Tuhan pun panggilku,

Dan mereka perlu!

Keluarga yang Saling Mengampuni


KELUARGA YANG SALING MENGAMPUNI
Lukas 15.11-32


Dunia kehilangan kasih. Namun kita hidup dalam dunia seperti itu. Percekcokan, persengketaan dan perpisahan menjadi bahasa yang tiap-tiap hari kita dengar. Apa yang harus kita lakukan? Kita pun bingung, bukan? Namun simaklah sekali lagi tuturan kisah Si Anak Durhaka.

Keluarga tanpa Martabat.

Bila kejadian itu benar-benar terjadi pada zaman Tuhan Yesus, maka si bungsu itu telah menggoreskan sejuta aib bagi keluarganya: Pertama, ia menghina ayahnya dengan meminta bagian warisan, sementara ayahnya masih segar bugar. Si ayah seolah sudah meninggal!

Kedua, ia merendahkan martabat keluarga. Ia akan mempermalukan sang ayah di depan publik. Masyarakat akan mencibirkan bibie kepada sang ayah, sebab ia telah memperbolehkan anaknya meminta bagiannya. Selain itu, ia pun merusak nama baik dan reputasinya. Orang akan menganggapnya sebagai anak yang tidak tahu diuntung.

Ketiga, ia telah memutuskan tali persaudaraan dengan kakaknya. Dua orang bersaudara yang tinggal di atas tanah pusaka warisan orang tua merupakan kebanggaan orang pada zaman itu. Anak telah menjaga keutuhan keluarga, dengan membuat pusaka keluarga tidak terbagi. Bila sekarang si bungsu menuntut haknya, ia minta bagian tanah pusaka itu dan menjualnya, berarti ia telah merusak persaudaraan dengan si sulung.

Berapa banyak keluarga di masa kini yang di ambang perpecahan? Keluarga yang tanpa martabat lagi, oleh sebab keutuhan keluarga sedang dipertaruhkan di gerbang kehancuran? Ooh, keluarga bagaikan kapal yang karam!

Permohonan maaf?

Apa yang terjadi di bagian selanjurnya? Si anak pergi ke negeri rantau. Menjauh dari keluarga. Ia merasa sudah cukup dewasa. Ia merasa mempunyai hak untuk menentukan hidupnya. Apa daya, realitas menyingkapkan sesuatu yang berbeda! Si bungsu jatuh miskin. Ia mengurus babi! Kitab Talmud Yahudi menyatakan, “Terkutuklah orang yang memberi makan babi, dan terkutuklah orang yang akan mengajar anaknya hikmat Yunani.” Ah, si bungsu tak lagi menyisakan setitik harga diri!

Namun, tahukah Anda, orang zaman itu dapat menebak kisah selanjutnya? Ya, si bungsu pasti pulang! Si bungsu pasti sadar! Si bungsu pasti bertobat! Tapi tunggu dulu! Baca kalimat yang meluncur di benaknya, “Betapa banyaknya orang-orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan!”

Apa motivasinya pulang? Pertobatan yang sungguh? Pertobatan yang sejati? Ah, tak lebih dari “pertobatan semu” oleh sebab perut! Hanya karena ia kelaparan! Ia tak punya hasrat untuk mengembalikan harkat dan martabat keluarga yang hancur. Dalam pikirannya, yang ada hanyalah bagaimana supaya tidak kekurangan makanan!

Ayah yang Mengabaikan Kehormatan. Bagi orang Yahudi, mereka mengharapkan tindakan sang ayah yang berwibawa. Kasih sayang? O jelas . . . tetapi juga kebenaran dan keadilan! Harkat dan kedudukan laki-laki harus dipertahankan oleh sang ayah!

Berbalikan dengan kenyataan! Si ayah mengesampingkan kehormatannya! Ia membuang semangat feodalis, yang menjunjung harkat pemimpin sedemikian tinggi. Ia justru merendahkan diri dan bertindak bagai seorang ibu—mencium, memberi pakaian dan memberi makan.

Pertobatan yang semu, ternyata disambut dengan pengampunan yang sejati! Sang bapa menyambut si bungsu yang kini telah menjadi gembel tetap dengan sebutan “anak.” Bukankah kita diingatkan oleh firman Tuhan, ketika kita masih berdosa, anugerah Allah menjangkau kita terlebih dahulu, Kristus sudah mati untuk kita!

Tak berselang lama, tampillah si sulung yang cemburu. Ia telah bekerja keras bagi sang bapa, tapi ia merasa tidak pernah merasakan nikmatnya harta di rumah itu. Sesungguhnya, si sulung sedang menganggap diri sendiri sebagai budak upahan! Ia membandingkan ketaatannya dengan orang lain. Ia lebih baik dibanding si bungsu.

Sesungguhnya, tanpa sadar si sulung pun sedang memisahkan diri dari ikatan keluarga. Ia tak sadar bahwa ia ini anak bapa! Namun sang ayah merekonsiliasi (mendamaikan) hubungan itu.

Di Manakah Pengampunan?

Kemurahan hati tak dapat diusahakan. Kemurahan dianugerahkan. Dibutuhkan satu pihak yang berani mengambil tindakan proaktif, “Aku mengampunimu.” Pengampunan itu berani mengesampingkan harkat pribadi! Pengampunan itulah yang mengembalikan harkat dan martabat. Pengampunan itulah yang mengutuhkan dan mengikatkan keretakan.

Di tengah kegamangan hidup dan kasih yang semu, adakah ditemukan kasih yang sejati di antara keluarga Kristen? Marilah datang dalam pertobatan, bersama keluarga kita! Berdoalah agar Anda menjadi pribadi yang mampu mengampuni anggota keluarga yang pernah menggoreskan sakit hati yang mendalam! Sang Bapa yang sudah lebih dahulu mengampuni kita, pasti memampukan Anda! (NS)

TERPUJILAH ALLAH!