Friday, April 3, 2009

Kristus Yang Tersalib: Kemenangan atas Kuasa Iblis



“Kristus Yang Tersalib: Kemenangan atas Kuasa Iblis”

Kolose 2 : 13 – 15





Sekitar 79 tahun yang lalu terbit sebuah buku berjudul Christus Victor. Penulisnya adalah seorang Swedia, bernama Gustaf Aulén. Ia mengingatkan Gereja untuk tidak melupakan bahwa Salib Kristus adalah kemenangan yang sejati atas kuasa Iblis. Tindakan Allah sesungguhnya merupakan sebuah epos drama akbar. Dari awal sampai akhir, karya Allah merupakan sebuah pergulatan melawan kuasa jahat. Maka di dalam Kristus, Allah berperang melawan kuasa Iblis dan memenangkan pertandingan atas mereka. Aulén menyatakan bahwa pada milenium pertama (1000 tahun awal), ajaran Alkitab mengenai pendamaian (atonement) adalah Christus Victor, Kristus Sang Pemenang.



Kapan dan di mana klimaks Allah tampil sebagai pemenang? Waktu Kristus wafat. Di kayu salib. Sebuah paradoks (2 hal yang nampak bertentangan namun sesungguhnya tidak)? Ya, memang demikian! Kristus mengalahkan kuasa Iblis dengan kematian-Nya. Ia menaklukkan maut dengan merangkul maut itu sendiri! Ia tampil berjaya di medan laga yang mahadahsyat karena Ia tahu arti penderitaan, sengsara, bahkan kematian!



Itulah yang Allah lakukan! Ia mengalahkan musuh-Nya, dengan senjata yang mereka pakai. Dan senjata musuh yang paling ampuh ialah maut (thanatos)! Dengan kematian-Nya, Yesus mengalahkan kematian! Maka, jika senjata yang paling ampuh telah dipatahkan, senjata-senjata lain tak mungkin dapat menguasai umat kepunyaan-Nya!



Apakah senjata-senjata yang lain itu? Kuasa pemerintah di udara. Kuasa-kuasa kegelapan. Rasi bintang dan astrologi yang dipercaya memiliki daya yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Filsafat-filsafat asing. Gaya hidup duniawi. Penyelewengan dan ketidakjujuran. Dan masih banyak lagi. Semua itu tidak ada lagi kuasanya. Hendaklah semua itu tidak menguasai kehidupan umat-Nya! Haruslah setiap orang hanya memiliki Penguasa tunggal yang telah membeli dirinya dari semua kuasa yang demikian!



Jika demikian, siapa pun yang diterangi oleh kejayaan Kristus, ia hidup dalam kemenangan. Kemenangan apa? Kemenangan atas kejahatan dan atas kuasa-kuasa di luar Kristus. Apakah kemenangan ini diraih dengan peperangan dan mengangkat senjata? Tidak! Kristus yang tersalib itu menjadi soko guru bahwa perjuangan kita bukan melihat orang lain sebagai musuh dan target pemusnahan. Kristus berjuang tanpa mengangkat senjata api ataupun besi! Ia datang memberitakan damai sejahtera. Karena Ia adalah damai sejahtera itu.



Seseorang yang diterangi oleh Kristus yang berjaya, pastilah akan melihat bahwa dunia ini milik Allah Bapa. Dunia sebagaimana yang Allah ciptakan dengan sungguh amat baik. Bumi yang telah direbut oleh Allah sejak permulaan zaman, Allah yang menjungkirbalikkan kuasa chaos, dan menciptakan terang sebagai ganti kegelapan! Bumi yang sama, yang akan didiami oleh Terang Allah, yang di dalamnya malam tidak akan ada lagi, dan semua orang yang mendiaminya tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.



Ketika kita hidup di sini dan kini, sebuah perspektif baru kita miliki. Ketika kita maju melangkahkan kaki, kita sedang menapaki bumi milik Allah yang telah dimenangkan oleh-Nya. Ketika kita berjalan dan kita melihat banyak orang tertatih-tatih hidupnya, berada di bawah garis kepapaan, hati kita menjerit dan kita akan berkata, "Ini tidak boleh terjadi di atas bumi Bapa!" Ketika kita melihat begitu banyak perusakan alam, dan bumi yang lestari telah dijarah oleh tangan-tangan perusahaan multinasional dan kaum berkerah putih dan berdasi netjes, hati kita akan berteriak, "Berhenti merusak bumi Bapa!" Ketika kita hidup dan melihat begitu banyak ketimpangan, tangan-hati-kaki kita dekat dengan orang-orang yang tersisih dan terpinggirkan, "Mereka pun layak mendiami dunia milik Bapa!" Ketika kita sulit untuk memutuskan sesuatu, oleh sebab banyak pilihan yang menarik, pertama-tama kita akan berkata, "Pekerjaan terbaik mana demi bumi milik Bapa?" Ketika masa depan membentang, dan kepada kita diberikan alternatif untuk menuntut ilmu dan memutuskan pekerjaan, pertanyaan kita selalu, "Manakah yang mengantarku menjadi penatalayan bagi bumi Bapa?"



Christus Victor membuka kebenaran, apa pun yang kita kerjakan, panggilan hidup yang kita tinggali, profesionalitas pekerjaan rutin, perbuatan baik sebagai tanggung jawab ataupun sebagai hobi, bila kita lakukan dalam terang kemenangan salib Kristus, semua tiada sia-sia. Hidup kita bukan memandang ke surga untuk menuju ke sana! Allah menempatkan kita di sini dan kini. Hidup kita memandang kemenangan yang pamungkas: bersatunya surga dan bumi dalam sebuah tata ciptaan baru. Entah kita adalah penjaga malam, satpam, dokter, pengusaha, guru, montir, pekerja sosial, pendeta, karyawan swasta, motivator, pegawai negeri, kita mengabdikan diri kepada Allah dalam kepatuhan total kepada Kristus yang tersalib itu, demi dunia yang telah dimenangkan-Nya!



Dalam rentang "telah" dan "akan" itu, berdirilah salib Kristus! Bagi orang lain, salib adalah kehinaan, tanda kelemahan. Tetapi di mata Allah, salib itu adalah kemenangan. Kristus memakukan kuasa dan pemerintahan di atas kayu salib itu! Ketika Yesus dielu-elukan, “Hosanna!” Tak banyak orang yang tahu artinya, karena itu mereka segera meneriakkan “Salibkan Dia!” Tetapi begitu Yesus disalib, maka di sanalah tampak benar kemenangan Sang Kristus: kemenangan sudah diraih! Kemenangan sudah didapat! Kemenangan yang direngkuh dengan damai! Kemenangan melalui kesunyian dan kesenyapan! Kemenangan yang sejati! Kemenangan atas kuasa maut! Sehingga maut dan kematian tiada lagi berkuasa!



Terpujilah Allah!

No comments:

Post a Comment