Monday, May 30, 2011

PENOLONG YANG LAIN (YOHANES 14:15-17)


Bagian yang kita baca mengenai “Penolong yang Lain” ini merupakan bagian dari khotbah perpisahan Yesus Kristus dengan murid-murid-Nya (pasal 14-17). Kristus sebentar lagi tidak ada bersama-sama mereka (13:33, 36). Kristus berbicara bahwa sekarang para murid tidak dapat mengikuti-Nya, tetapi kelak mereka akan ikut Dia. Namun, di interval tempo di antara sekarang dan kelak, masa kini dan masa yang akan datang itu, bagaimana keadaan para murid?

Kristus meyakinkan mereka, “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu” (14:18). Kristus tetap bersama mereka. Kristus akan hadir di antara mereka. Dengan cara bagaimana? Tentu, kelak ketika masa pemulihan akhir, Dia akan datang kembali. Dengan begitu, gereja berseru, “Maranatha!”—datanglah, ya Tuhan Yesus! Akan tetapi, kembalinya Kristus juga dengan cara lain, yaitu melalui Roh Kudus. Siapa Roh Kudus itu?

Pertama, Roh Kudus disebut sebagai Penolong yang lain (ay. 16). Kata Yunani parakletos berarti seseorang yang dipanggil di samping. Dalam konteks legal-peradilan, parakletos bertugas sebagai advokat. Tapi kata ini pun lebih luas artinya, meliputi seseorang yang berada di samping orang yang berdukacita. Dalam kondisi paguyuban Yohanes yang tengah menghadapi cercaan dan aniaya dunia, maka mereka mendapatkan penghiburan dengan hadirnya advokat, yaitu parakletos di samping mereka. Mereka tidak sendirian. Mereka bukan yatim piatu.

Kedua, Roh Kudus disebut sebagai Roh Kebenaran (ay. 17). Berarti Roh ini adalah sumber, otoritas, dan standar kebenaran. Dialah yang mengembuskan kebenaran Allah, dan oleh Dialah firman Allah dituliskan bagi kita. Dialah otoritas kebenaran, bahwa segala kebenaran memiliki kuasa untuk mengubah dan memimpin kehidupan orang percaya oleh karena Roh Kudus. Dialah standar kebenaran, bahwa segala yang Ia katakan pasti tidak bertolak belakang satu dengan yang lain.

Ketiga, Roh Kudus disebut sebagai Kuasa Allah kontra dunia (ay. 17b). Roh Kudus adalah Pribadi Allah yang penuh kuasa (bukan seperti Saksi Yehuwa yang percaya sekadar “daya” ilahi). Kuasa dari Allah adalah kuasa yang tidak sama dengan dunia. Bahkan menentang dunia. Menarik untuk diamati, bahwa di tengah konteks paguyuban Yohanes yang teraniaya, yang tidak diterima dunia, yang ditentang kehadirannya oleh dunia, ternyata dunia pun “tidak dapat menerima Dia.”

Dengan kata lain, dunia tidak sekadar menentang dan melawan orang Kristen. Dunia tengah menentang Allah Roh Kudus. Sama seperti mereka menentang Anak Allah sampai-sampai Dia dibunuh dengan demikian terhina, maka dunia pun menentang Roh Kudus. Walhasil, kalau dunia menentang kehadiran Gereja, itu wajar!

Namun perhatikan sebuah rahasia yang diungkap di sini: Betapa kita memiliki Allah yang berbela-rasa. Ia adalah Allah yang mengerti apa yang dirasakan dan dialami umat-Nya. Roh Kudus “menyertai kamu selama-lamanya” (ay. 16). Allah yang bersekutu dengan umat-Nya dalam sebuah persekutuan rohani (Latin, unio mystica) yang begitu indah, yang tidak dipahami oleh dunia dan tidak dapat direbut oleh dunia (bdk. ay. 20).

No comments:

Post a Comment