Saturday, October 6, 2012

Gali Potensi, Kobarkan Iman


GALI POTENSI, KOBARKAN IMAN
1 Tesalonika 1:2-10

Teropong:

“Ah, mengapa kita mengalami stagnasi?  Tidak ada pertumbuhan?  Kualitas ya begitu-begitu saja, apalagi kuantitas!”  Demikian keluh seorang warga jemaat melihat kondisi di gereja anu.  Semua strategi sudah dicoba: Mengadopsi program pertumbuhan gereja, membeli bahan pembinaan dari gereja yang dipandang bertumbuh, mengadakan acara-acara khusus yang istimewa dengan mengundang banyak artis.  Hasilnya?  Tidak cukup signifikan.  Jemaat tetap tak bergairah.  Suam-suam kuku.

Kondisi makin membuat depresi ketika membandingkan dengan gereja X atau persekutuan Y yang terlihat maju pesat.  Banyak yang tertarik ke sana, tak sedikit dari warga jemaat yang juga ikut-ikutan ke sana.  Ada apa sebenarnya di gereja itu?  Apa yang salah di gereja saya?  Demikian katanya dalam hati.

Masuk ke dalam Teks: 

“Kami selalu mengingat pekerjaan-pekerjaanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita, Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.”

Jemaat Tesalonika, yang tinggal di ibu kota provinsi Makedonia, bukanlah bandingan jemaat Korintus, yang diam di ibu kota Akhaya.  Jemaat di Tesalonika bukan jemaat yang berada, sementara jemaat Korintus adalah jemaat yang kaya.  Namun jemaat di Makedonia (berarti juga termasuk jemaat Tesalonika) gemar memberi persembahan bagi jemaat Yerusalem yang jauh lebih miskin daripada mereka.  Mereka sendiri bergumul, tetapi mereka penuh dengan kemurahan dan anugerah (2 Korintus 8:1-2).

Jemaat Tesalonika tidak iri dengan jemaat Korintus, yang potensi berkembangnya lebih pesat.  Jemaat ini tidak ingin meniru yang lain.  Sebaliknya, mereka menggali potensi, mengobarkan kasih karunia Allah, dan membangun diri mereka sehingga mereka menjadi jemaat teladan.  Sekalipun kecil, bukan berarti tak berarti!

Kepada jemaat Korintus, Paulus menulis tentang “iman, pengharapan dan kasih” (1Kor. 13:13), dan ketiganya dimiliki oleh jemaat Tesalonika!  Sekalipun derita berat menimpa, mereka menerima berita firman dengan sukacita.  Mereka memegang pengharapan bahwa Yesus Kristus akan dating kembali.  Mereka hidup di dalam kasih dan menjadi contoh untuk semua orang percaya.

Bisikan Yesus

“Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang aku katakan?  Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya—Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan—ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas baru.  Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun.” (Lukas 6:46-48) 

Yesus tidak datang untuk mendirikan mega-church, dengan bangunan super megah dan peranti yang super mewah.  Yesus bahkan juga tidak berminat membuat agama baru!  Ia sendiri bukan Kristen.  Tidakkah terlintas di pikiran kita, bahwa Yesus bisa jadi muak dengan perilaku gereja modern yang hanya mencari massa, membangun strategi canggih untuk membuat ramai ibadah Mingguan, alih-alih menyelematkan jiwa dan bekerja bagi Kerajaan Allah?

Apa yang Yesus tawarkan?  Yesus memberikan alternatif hidup yang berbeda.  Bukan gereja yang selebratif, gegap gempita dengan teriakan “Haleluya!,” tetapi rapuh di dalamnya.  Yesus mengajak orang untuk mengikut Dia, dengan membangun pribadi yang utuh, di atas landasan yang kokoh, dilambari kasih, sukacita dan pengharapan.

Berbagi dalam Kelompok:

1. Menurut kamu, apakah ciri-ciri gereja yang maju dan sukses?


2. Bagaimana tanggapanmu terhadap fenomena banyak orang Kristen yang membangun gereja megah dengan fasilitas mewah?

3. Apa yang paling utama untuk dilakukan oleh seorang pengikut Yesus Kristus?

4. Apa impianmu terhadap gereja tempat kamu berjemaat?

5. Tulislah doa pribadi:
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

6. Nyanyian:
Tuhanlah cinta, hiduplah bagi cinta kasih-Nya.
Tuhanlah cinta, janganlah takut.

No comments:

Post a Comment