Thursday, March 22, 2007

Berdoa Bersama Martin Luther



BERDOA BERSAMA MARTIN LUTHER


Panduan Doa Taizé
Jumat, 23 Maret 2007


KRISTEN SEJATI

Homili oleh
Pdt. Mikha Joedhiswara


Pengantar
“Di sepanjang hidupku, aku mencari satu agama yang benar, dan aku mati dalam kemiskinan.” Kata-kata ini dibawa hingga ke kubur seorang pembaru gereja, Martin Luther (1483-1546).

Ia lahir di Eisleben, Jerman. Semula ia mempersiapkan diri untuk menjadi seorang ahli hukum, maka is pun melanjutkan studi di Universitas Erfurt yang ternama. Namun satu peristiwa yang hendak merenggut nyawa membuat Luther mengubah arah hidup. Ia masuk ke sebuah pertapaan Agustinian di Erfurt (1505) dan ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1507. Ia adalah seorang muda yang brilian hingga para atasan menunjuknya untuk menjadi dosen di Universitas yang baru didirikan di Wittenberg (1508).

Peristiwa yang mengubah hidupnya yakni tatkala pada tahun 1510 ia dikirim ke Roma untuk urusan pertapaan. Di sanalah ia melihat penyimpangan gereja. Tahun 1511 ia memperoleh gelar Doktor Teologi, dan diangkat sebagai profesor tafsir Alkitab di Wittenberg.

Luther masuk ke pertapaan dengan harapan menemukan kedamaian bersama Allah. Namun, semakin dekat ia memiliki pengalaman dengan Allah, ia malahan merasa tersiksa dan hampir-hampir putus asa. Allah yang digambarkan adalah Hakim yang menimbang-nimbang jasa orang. Luther merasa terperangkap. Ia tidak bisa mengasihi Allah yang menghukumnya. Akan tetapi jelas, ia tidak akan diterima sebelum ia mengasihi Allah.

Satu kesulitan bagi Luther yaitu ketika membaca Roma 1.17, “Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah [atau tuntutan keadilan Allah].” Di kemudian hari, matanya terbuka dan ia melihat arti dari “kebenaran Allah” itu. Luther kini tahu! Allah tidak menghakimi kita berdasarkan kebenaran kita, tetapi karena Ia benar, maka Ia pun membenarkan kita oleh iman. Injil tidak menunjukkan penghukuman dan murka Allah tetapi penyelamatan dan pembenaran-Nya.

Pada tahun 1517 Luther mengeluarkan 97 dalil sebagai bahan diskusi di universitas. Namun tulisan ini tidak diperhatikan. Selanjutnya ia menulis lagi 95 dalil melawan penjualan surat indulgensia, yaitu surat penghapusan dosa bagi jiwa-jiwa yang sudah meninggal. Ia pun mengritik dengan tajam penyelewengan kepausan, yaitu masalah materialisme.

Luther sebenarnya tidak bermaksud untuk memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma. Oleh karena penyelidikannya atas Perjanjian Baru, ia dengan berani mengemukakan pokok-pokok iman yang dianggap sesat oleh gereja pada zaman itu. Keprihatinannya yang utama adalah iman yang sederhana di dalam Kristus tidak digagalkan oleh rintangan apa pun.

H e n i n g

Denting keheningan:
“Orang Kristen adalah orang-orang merdeka yang sepenuhnya, dan tidak menjadi hamba siapa pun. Orang Kristen adalah hamba yang setia dari semua orang dan pelayan semua orang. . . Bukankah kita dinamakan menurut Kristus [“Kristen’] bukan karena Ia tidak beserta kita, tetapi karena Ia hadir dalam diri kita, yaitu karena kita percaya kepada-Nya. Kita adalah Kristus bagi sesama kita, dan berlaku seperti Kristus terhadap sesama kita.”

Kidung: (Sanctum Nomen Domini)
Kuduslah nama Tuhan,
jiwaku me- mulia-kan-Nya
Kuduslah nama Tuhan,
jiwaku memulia-kan-Nya

H e n i n g

“Bahwa pekerjaan-pekerjaan Allah itu tidak menarik, jelas dari yang disabdakan dalam Yesaya 53.2, ‘Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada,’ . . . Tuhan merendahkan dan membuat kita gentar oleh hukum Taurat dan pandangan akan dosa, sehingga di hadapan orang lain kita ini bukan apa-apa, bodoh dan fasik . . . [namun] karya-karya Allah itu bernilai kekal, sebab kerendahan dan takut akan Allah adalah upah kita.”

Kidung: (Sanctum Nomen Domini)
Kuduslah nama Tuhan,
jiwaku me- mulia-kan-Nya
Kuduslah nama Tuhan,
jiwaku memulia-kan-Nya

H e n i n g

“Dalam kerajaan kemanusiaan dan daging-Nya, yang di dalamnya kita hidup oleh iman, Ia membuat kita segambar dengan diri-Nya sendiri dan menyalibkan kita dengan membuat kita manusia-manusia yang sejati, ketimbang menjadi allah-allah yang tak bahagia dan congkak; manusia-manusia, dalam sengsara dan dosa mereka.”

Kidung: (Bonum Est Confidere)
Tuhanlah sumber iman bagi kita
Tuhanlah sumber pengharapan.

H e n i n g

“Engkau harus meletakkan pikiran ini di dalam kepalamu dan tiada ragu bahwa engkaulah yang telah menganiaya Kristus, dan oleh dosa-dosamulah, Kristus telah melakukan ini . . . Maka, ketika engkau melihat paku meremukkan tangan Kristus, engkau harus yakin bahwa itu adalah perbuatanmu. Ketika engkau memandang mahkota duri, engkau diyakinkan bahwa semua ini adalah akibat pikiran-pikiranmu yang jahat.”

Kidung: (Bonum Est Confidere)
Tuhanlah sumber iman bagi kita
Tuhanlah sumber pengharapan.

H e n i n g

“Dalam kerajaan keilahian dan kemuliaan-Nya, Ia akan membuat kita sama menjadi tubuh kemuliaan, di mana kkta akan menjadi seperti Dia dan tak lagi menjadi orang-orang berdosa, tak lagi lemah, tetapi menjadi raja, anak-anak Allah, seperti para malaikat di surga. Maka kita akan berkata ‘Allahku,’ yaitu kita benar-benar memiliki Allah, meski sekarang ini kita hanya mengatakannya dalam pengharapan.”

Kidung
Misericordias Domini, in aeternum cantabo
(Kasihani kami, ya Tuhan, kumemuji s’lamanya)

H e n i n g

Doa (dpo. lektor)
Tuhan, manusia tidak mengenal kuasa salib dan membencinya, sebaliknya mereka mencintai yang menjadi lawan salib: hikmat kemuliaan, kuasa, dan sebagainya. Maka kami pun kian menjadi dibutakan dan menjadi angkuh oleh cinta terhadapnya. Namun hasrat manusia tak dapat dipuaskan dengan mendapatkan semua itu. Ketika manusia mengejarnya, manusia kehilangan lebih banyak lagi. Sama seperti cinta akan uang membuat kami makin tamak akan uang. Kuasa salib yang berani mengosongkan segala kesenangan dan kepuasan ternyata masih jauh dari kami. Tuhan, kami berseru kepada-Mu. Sebab justru dengan jalan perendahan, Kristus ditinggikan; dengan jalan pengosongan diri, Kristus mendapatkan segala sesuatu; dengan jalan menjadi hamba, Kristus menjadi Tuhan atas semesta. Oleh jalan salib, Kristus menerima pemuliaan kekal. Amin.

Kidung
Yesus, ingat aku, di dalam kerajaan-Mu,
Yesus, ingat aku, di dalam kerajaan-Mu.


H O M I L I

No comments:

Post a Comment