Sunday, June 5, 2011

AKRAB DENGAN ALLAH: BELAJAR DOA DAN BERSAAT TEDUH


Waspadalah!

Jangan bersantai-santai!  Tantangan Kekristenan semakin bertambah berat.  Lihatlah dunia.  Banyak daerah yang dahulu dikenal sebagai negara Kristen, tapi kini sudah kehilangan nilai Kristennya.  Bahkan, istilah “negara Kristen” itu sendiri hanya dongeng masa lalu.  Banyak gereja di Eropa diubah menjadi klub malam atau museum.  Tak sedikit yang dibeli oleh para saudagar Arab dan dipakai sebagai masjid.

Agama Kristen tidak bisa mengagungkan dirinya sebagai agama mayoritas.  Kemunduran signifikan terjadi di angka pengikut Kristen.  Sedangkan jumlah Islam naik dengan tajam.  Kita tidak dapat menutup mata, Islam adalah agama “terbesar” saat ini, jika jumlah Kristen dengan Katolik dipisah. Muslim terus bertambah dengan kelahiran bayi-bayi baru.  Bayangkan, setiap laki-laki bisa punya istri sampai empat.  Berapa jumlah anak-anak di keluarga itu kalau tiap istri punya empat anak?  Moammar Gaddafi, Presiden Libya pernah berkata, “Kita tidak perlu menjajah Eropa.  Secara natural, Eropa akan berubah menjadi Islam.”  Apakah ini tantangan yang mudah?  Kekristenan mengalami kemunduran disebabkan beberapa faktor:

·         penganiayaan dan pemaksaan untuk berganti agama.  Tetapi hal ini merupakan faktor yang kecil.  Sejarah awal kegerakan gereja membuktikan bahwa penganiayaan justru membuat gereja bertumbuh dengan pesatnya. 
·         kenyamanan.  Faktor ini yang terjadi di negara-negara maju.  Mereka tidak kekurangan apa pun.  Yang mereka butuhkan, dapat segera mereka dapatkan.  Sehingga, mereka tidak membutuhkan Tuhan. 
·         pemuridan yang mandeg.  Tidak adanya kesinambungan kurikulum pembinaan di gereja.  Jemaat tidak suka pembinaan dan pengajaran.  Akhirnya, makin hari, generasi Kristen makin lemah memahami isi kitab sucinya.

Masalah yang ketiga inilah merupakan bahaya yang sangat serius.  Jika di satu sisi pemuridan lemah, dan di sisi lain ternyata terjadi penekanan atas orang Kristen, maka banyak orang-orang yang tidak kuat di dalam iman.  Alih-alih keamanan diri, mereka akan memilih untuk meninggalkan imannya, dan berbalik kepada agama yang lebih memberikan janji-janji kemudahan.

Konflik dalam Diri

Kita telah diselamat hanya oleh anugerah Allah (sola gratia), melalui iman yang membenarkan kita di hadapan Allah (sola fide), oleh satu Kristus (solus Christus).  Apakah yang harus kita kerjakan.  Tidak mudah!  Tugas kita berat!  Sebenarnya kita mengemban pertanyaan, “Setelah ini, apa?”  Camkanlah bahwa para reformator mengingatkan kita akan satu hal yang sangat penting: Berdiri di atas Kitab Suci (sola scriptura).  Artinya, kita harus hidup bergaul dengan Alkitab, firman Allah.  Kita akan sejenak beralih pada situasi hidup kita setelah kita diselamatkan.

Setelah menjadi ciptaan baru di dalam Kristus (2Kor. 5:17; Kol. 3:10; Ef. 4:24), kita masuk dalam keadaan perang.  Kita berperang.  Kita sedang berada di medan konflik yang intensif.  Konflik itu disebabkan karena di satu sisi kita ini adalah warga surga (Flp. 3:20), tetapi di sisi lain kita masih hidup di dunia. 

Secara natur, kita masih tinggal dalam tubuh yang lama (belum tubuh kebangkitan seperti Kristus), maka kita terus berperang melawan ke-aku-an atau egosentisme kita.  Rasul Paulus menegaskan,

·         “Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannnya yang sia-sia” (Ef. 4:17).  Ini berarti, orang Kristen harus berjuang untuk membuang pikiran berdosa dari hidupnya. 

·         Bahkan rasul sendiri masih bergumul dengan manusia lamanya, “Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku, aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku” (Rm. 7:22-23). 

·         Pribadi yang sama bahkan berseru, “Aku, manusia celaka: Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Rm. 7:24).

Dengan kata lain, kendati sudah dibebaskan dari belenggu dosa dan maut, aku masih terus hidup dalam kehidupan dengan tubuh dan pikiran yang telah tercemari dosa, di dalam dunia dan masyarakat yang telah dikuasai oleh kedagingan.  Sekalipun aku tidak lagi dikuasai dosa, kehadiran dosa tetap ada, dan ia tetap menggodaku.  Keinginan daging dan keinginan Roh selalu bertolak belakang, dan keduanya saling tarik menarik di dalam diriku. 

Akan tetapi, seseorang yang telah mengenakan manusia baru, dan menjadi tempat tinggal Roh Kudus, akan “menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah” (2Kor. 7:1).  Dan “barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya” (Gal. 5:24).  Cara yang harus ditempuh adalah: “Matikanlah dalam dirimu segala seuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala” (Kol. 3:5).  Tujuannya ialah bahwa kelak “apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, . . . setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci” (1Yoh. 3:1-3).

Senjata Kita: Alkitab!

Melalui Firman.  Inilah cara Allah membersihkan kita.  Dan itulah sebabnya, para reformator menyerukan sola scriptura.  Firman itu harus disimpan di dalam hati, supaya jangan berdosa terhadap Allah (Mzm. 119:11).  Setelah menjadi orang percaya, kita mendapatkan Roh Kudus sehingga isi Alkitab pun terbuka dan kita dapat memahami artinya.  Tujuannya, agar kita dapat hidup dalam kelegaan (ay. 45).

Berdasarkan 2 Timotius 3:16, bahwa tulisan kitab suci adalah diembuskan oleh Allah, seperti orang yang berbicara, maka ada udara yang keluar dari mulutnya.  Kitab Suci keluar dari mulut Allah sendiri lewat orang-orang pilihan yang diberi inspirasi untuk menuliskan isi hati Allah.  Sebab itu, Alkitab bermanfaat untuk “mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”  Empat fungsi Alkitab ini dapat kita lihat sebagai berikut:

Ø  Untuk pengajaran, yaitu untuk mengajar dan mendidik akal budi kita,
Ø  Untuk pembelaan iman, yaitu untuk melatih kita berpikir jernih dan lurus,
Ø  Untuk etika, yaitu untuk memberikan wawasan bagaimana cara hidup sebagai umat Allah,
Ø  Untuk pembimbingan, yaitu untuk membuat kita makin dekat dengan kehendak Allah.

Hanya melalui Alkitab, kita dapat memenuhi titah Kristus, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.” (Mrk. 12:30).  Alkitab diberikan bukan untuk hati saja, atau akal budi saja, tetapi untuk seluruh aspek kehidupan orang percaya.  Bagaimana kita memanfaatkan Alkitab? 

(1)    Dasar doa.  Firman dan doa adalah dua sarana pertumbuhan Kristen yang terutama.  Orang yang banyak berdoa, harus suka baca firman.  Orang yang suka baca firman pasti suka berdoa.  Kita menemukan sabda Allah bagi hidup kita.  Kita menemukan contoh-contoh doa yang benar(dalam Mazmur dan Doa Bapa Kami).  Doa adalah ungkapan hati kita kepada Allah.  Firman adalah ungkapan hati Allah kepada kita.  Melalui firman dan doa, kita menemukan komunikasi yang sungguh nyata bersama Tuhan.

(2)    Dasar ibadah.  Ibadah adalah ungkapan bakti umat Allah.  Kita bertumbuh bersama orang lain yang juga percaya kepada Kristus.  Ibadah yang benar berpusat pada Firman.  Dari awal hingga akhir ibadah, firmanlah yang mengilhami dasar liturgi umat.  Khotbah yang benar adalah menguraikan firman Allah.  Nyanyian jemaat pun diambil dari firman.  Perjamuan Kudus pun mengingatkan karya Allah sebagai pembebas kita dari dosa, seperti yang disaksikan oleh firman.

(3)    Dasar kehidupan Kristen.  Hidup Kristen adalah hidup yang berpadanan dengan kehendak Allah, dan kehendak Allah ditemukan di dalam Alkitab.  Seperti Kristus yang menghidupi berita Alkitab di dalam hidup-Nya, sehingga Ia dapat menghadapi pencobaan Iblis, maka kita pun memakai kitab suci sebagai pedang roh dalam menghadapi pencobaan dunia.  Panggilan kita adalah menjadi seperti Kristus, maka kita pun dipanggil untuk mencintai Alkitab, sama Kristus pun mencintai Alkitab.

(4)    Dasar kesaksian Kristen.  Kesaksian Kristen pun diilhami oleh Alkitab.  Israel harus menjadi berkat dan terang bagi bangsa-bangsa.  Pengikut Kristus harus menjadi garam dan terang dunia.  Jika orang Kristen tidak memahami isi Alkitab, maka kesaksian Kristen dapat melenceng; gereja bukan lagi menjadi sarana pemuliaan Allah, tetapi bisnis pribadi atau sekelompok orang.  Gereja harus mengenal isi kitab suci supaya kesaksiannya tetap pada jalur yang benar.

Apa yang Harus Kita Lakukan?

Pertama, kita harus tahu tujuan hidup kita.  Malcolm Muggeridge berkata, “Tujuan sebenarnya dari keberadaan kita di dunia ini adalah, secara sederhana, mencari Allah, dan dalam proses pencarian itu, menemukan Dia, dan setelah menemukan Dia, mengasihi-Nya . . .”  Kita mengasihi karena kita telah dikasihi terlebih dahulu.

Kedua, motivasi kita harus bukan rutinitas.  Bukan karena tugas.  Kita telah berjumpa dan menemukan Allah.  Kita sangat bersukacita dengan penemuan ini dan kita ingin orang lain pun tahu tentang Allah!

Ketiga, kita ingin menjadi bagian orang percaya sepanjang zaman.  Dengan membaca Alkitab, kita dibawa untuk memahami cara hidup Abraham, Musa, Daud, Yesus, Paulus dan masih banyak lagi.  Kita menjaga diri dalam jalur yang benar dengan umat Allah yang telah mendahului kita. 

Maka, Allah pertama-tama ingin menyapa kita.  Ingatlah selalu, bahwa inti Warta Sukacita yang dibawa oleh Yesus Kristus adalah agar manusia berhubungan dengan Allah yang hidup, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yoh. 17:3).  Tanpa kita merasakan sapaan Allah, maka hambarlah hidup kita.  Allah ingin sekali menyapa kita melalui firman-Nya!  Jadi, apa yang harus kita kerjakan?

1.       Membuka Hati Kepada Allah.  Kita perlu mempersiapkan diri untuk apa pun yang Allah ingin sabdakan.  Dan, siap sedia juga untuk menanggapi apa yang Allah hendak sampaikan.  Kita akan banyak mengalami kejutan dari firman itu.  Kita akan mengalami sukacita, sikap baru, transformasi hidup, dan perubahan radikal yang didorong oleh hati yang terarah kepada Allah.

2.       Khususkan WaktuAllah ingin waktu yang khusus, bukan waktu yang sisa.  Adalah panggilan kita untuk mengkhususkan waktu yang sama dan tempat yang sama setiap hari.  Pilihlah waktu yang kita tahu dalam keadaan yang fit, dan kemungkinan besar tidak terganggu oleh aktivitas lain-lain.  Jangan ragu untuk terus mencoba sampai kita menemukan waktu yang tepat.

3.       Siapkan Tempat.  Keteduhan itu penting, sehingga kita perlu mencari tempat yang tepat untuk dapat intim dengan Allah.  Pilihlah tempat di mana kita dapat mengarahkan hati sepenuhnya.

4.       Siapkan Sebuah Alkitab.  Pakailah Alkitab yang mudah kita pahami. Boleh bahasa Indonesia, boleh juga bahasa lain.  Kalau bahasa Indonesia, pakailah terjemahan baru Lembaga Alkitab Indonesia (1974), atau terjemahan baru kedua yang Perjanjian Barunya sudah dapat diperoleh.

5.       Siapkan Alat Tulis.  Pena dan buku catatan sebaiknya selalu dekat dengan kita.  Tuliskan apa yang muncul dalam benak, baik apa yang Allah sabdakan, maupun respons kita kepada Allah.

Ada Lima Langkah yang harus kita kerjakan:

1.       Mempersiapkan Diri.  Mintalah Allah berbicara kepada kita, supaya kita memahami bagian yang kita renungkan, dan supaya Allah terlebih dahulu menolong kita.  Mazmur 119:18, “Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban Taurat-Mu.”

2.       Membaca.  Bacalah bagian Alkitab dengan sungguh-sungguh, sampai kita bisa merasakannya.  Jangan ragu untuk membacanya berulang-ulang.  Bukan saja agar kita hafal, tetapi supaya semakin merasuk dan sejiwa dengan kita.

3.       Menggali.  Berusahalah untuk menemukan intisari atau makna bagian tersebut.  Tiga pertanyaan yang menolong Anda:

Ø  Menemukan APA à Segala informasi seputar bagian itu

Ø  Menemukan AMANAT TEKS (AT) à Apa inti bagian Alkitab ini?  Tentang Allah?  Kristus?  Roh Kudus?  Gereja?  Keselamatan?  Kehidupan Kristen?  Doa?  Akhir Zaman? Dsb.

Ø  Menemukan AMANAT MASA KINI (AMK) à Apa sapaan Allah kepada saya secara pribadi melalui bagian ini?

4.       Berespons.  Setelah mendapatkan makna itu, kita dapat melakukan beberapa hal ini:
Ø  Apa yang Anda harus kerjakan?:  Syukur, komitmen, tekad, bertobat, dll.
Ø  Anda dapat menjadikannya sebagai bahan dasar doa kita.  Kita dapat memuji Allah.  Atau bersyukur kepada-Nya.  Atau mengakui kesalahan kita dan memohon pengampunan.  Atau memohon Allah mencukupi kebutuhan kita.
Ø  Bagikanlah berkat itu kepada orang lain: kepada anggota keluarga, kepada sesama saudara Kristen, atau kepada orang yang belum Kristen.

****

No comments:

Post a Comment