Tuesday, June 10, 2008

BERBAHAGIALAH ORANG-ORANG YANG LAPAR DAN HAUS AKAN KEBENARAN


BERBAHAGIALAH ORANG-ORANG YANG LAPAR DAN HAUS AKAN KEBENARAN


Seperti yang Tuhan Ingini

Setiap orang harus mengejar apa yang menjadi perkenanan Allah Bapa di surga. Inilah yang disebut kebaikan-keadilan (righteousness). Yang Kristus maksudkan bukan hanya, bahwa kita memberi kepada orang haknya masing-masing: tidak menipu orang lain, atau merugikan sesama kita dengan harta benda yang fana. Sebab, memperkenankan hati Bapa berarti sama dengan menaruh pikiran Kristus dalam pikiran kita. Dan pikiran Kristus jauh lebih tinggi. Ia selalu hidup dalam kekekalan, serta adi-kodrati.

Lapar dan haus akan kebenaran berarti: Dengan penuh semangat merindukan, bahkan mengejar kesempurnaan kehidupan Kristiani. Sekali lagi, berada sedemikian rupa sehingga kita dapat mengenali apa yang dikehendaki-Nya. Nilai-nilai keutamaan luhur, baik hati, sempurna—baik sebagai manusia, maupun sebagai insan Kristiani. Tuntutan dalam pernyataan ini adalah, agar kita terus-menerus memikirkan daya upaya dan cara, serta dengan tak henti-hentinya mempedulikan diri sendiri serta mengarahkan segala tenaga-daya untuk melaksanakan kehendak Tuhan yang kudus dengan sebaik-baiknya.

Dalam kehendak yang kudus inilah terletak kesempurnaan kita. Siapa yang lapar dan haus akan itu, maka seluruh kodratnya penuh dengan kerinduan, supaya kehendak kudus itu boleh terlaksana dalam segala hal: olehnya, melaluinya, dan di dalamnya. Sebagaimana lapar dan haus itu mempengaruhi seluruh tubuh dan menyebabkan orang mengejar pemuasan, demikianlah lapar dan haus akan kebaikan akan menyebabkan manusia dengan sekuat daya mengejar isi surga.


“Lapar dan Haus”

Mereka yang termulia, yang terbaik, orang-orang Kristen yang tersuci pun pernah mengalami lapar dan haus semacam ini. Mereka telah memohonkannya kepada Tuhan, sebab mereka mengenal bahwa lapar dan haus itu pun merupakan sebuah rahmat. Dan barulah mereka menjadi puas hati, jika segenap kodratnya dipenuhi dengan hal itu. Memang sakit rasanya menderita lapar dan haus semacam ini, tetapi di samping itu ada pula kebahagiaan. Ketidakpuasan dengan diri sendiri, serta kerinduan akan Tuhan inilah yang mendorong kita untuk mempergunakan daya upaya untuk menghampiri-Nya: Cinta kasih akan kemiskinan, penghinaan serta penderitaan menurut teladan Kristus. Menyerupai Dia, dipimpin oleh Roh-Nya, sedemikian rupa hingga akhirnya kita dapat berkata, “Bukan aku yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.”

Bukankah lapar dan haus akan keadilan dan kebaikan itulah yang menyebabkan kita mencari wajah Tuhan dalam hidup kontemplasi? Seperti orang-orang miskin, yang minta roti pada pintu rumah mengharapkan sedekah, kita pun pernah berdiri di ambang pintu rahmat untuk meminta roti hidup dari Tuhan. Kita merasa lapar untuk roti yang memuaskan jiwa kita. Kita lapar untuk dibimbing dan diajar Tuhan. Kita mendambakan rahmat dan cinta kasih Tuhan. Seperti rusa, jiwa kita pun haus akan sumber air hidup rohani. Kita ingin membebaskan jiwa kita, supaya dapat terbang tinggi dan berkembang dalam cinta kasih.


“Berbahagialah . . . , sebab mereka akan dipuaskan”

Sebagian kebahagiaan itu akan terjadi di atas bumi. Rahmat Allah menghasilkan keseimbangan yang murni antara roh dan badan; sebagaimana keadaannya dalam manusia sebelum terjadinya dosa. Secara sempurna tak dapat kita mencapai keseimbangan ini; akan tetapi yang pasti, ialah bahwa orang-orang yang paling kudus pun merupakan orang-orang yang paling berbahagia oleh sebab ketentraman batin yang mereka miliki. Maka selama hidup sekarang ini, mereka pun sudah puas sekali. Kepuasan yang juga kelak akan mewujud dengan sempurna di keabadian.

Dalam hidup ini, ada kalanya Tuhan berkenan menganugerahi umat-Nya yang setia, kepuasan sejenak dalam nikmat manis rahmat-Nya yang menghiburkan. Bukan saja dalam daya-upaya yang kita butuhkan, tetapi juga dalam penerangan jiwa. Kita merindukan mengenal Tuhan lebih dalam, tentang Kristus, serta kebahagiaan di dalam pengenalan itu.

Jiwa kita akan mengalami, menikmati Tuhan, dan kita akan dipuaskan! Namun sejenak kemudian, jiwa kita akan mengalami lapar dan haus akan hal ini kembali. Bahkan akan semakin lapar dan haus. Namun meski merasa lapar dan haus yang sangat mendalam, jiwa kita akan meluap dengan kebahagiaan yang besar, dan diliputi oleh ketentraman dan kedamaian. Jiwa kita mempunyai kepastian, bahwa Tuhan sendiri akan melenyapkan darinya segala sesuatu yang tidak murni, yang tidak surgawi. Ia akan memberikan kepada jiwa kita segala yang kita perlukan untuk hidup saleh, dan akan membentuk kita seperti yang Ia sendiri kehendaki. Rancangan-Nya adalah yang terbaik bagi hidup kita, sekarang dan yang akan datang.

Percikan Permenungan: Berbahagialah orang-orang yang lapar dan haus akan kebenaran.”

Doa:Ya Tuhan yang mahabaik, berilah aku lapar dan dahaga akan Dikau. Tariklah aku dari terikatnya diriku akan dunie serta kesementaraan ini dan berilah aku kerinduan akan Dikau. Buatlah supaya aku selalu dengan penuh semangat mengejar cinta-kasih-Mu serta kesukaan-Mu. Amin”

No comments:

Post a Comment