Friday, June 6, 2008

BERBAHAGIALAH ORANG-ORANG YANG LEMAH LEMBUT


BERBAHAGIALAH ORANG-ORANG YANG LEMAH LEMBUT


“Karena Mereka akan Memiliki Bumi”

Yesus Kristus menjanjikan, yang akan memiliki bumi bukanlah tuan-tuan tanah. Tetapi para pengikut-Nya yang berhati lemah lembut. Kristus pernah bersabda kepada murid-murid-Nya, “Belajarlah dari-Ku, karena Aku ini lemah lembut dan rendah hati.” Dalam Perjanjian Lama, ada tersurat tentang Dia, “Lihatlah, Rajamu datang kepadamu dengan lembut hati, sambil mengendarai seekor keledai betina.” “Buluh yang terkulai tidak akan dipatahkan-Nya, sumbu yang masih berasap tidak akan dipadamkan-Nya.”

Karena sifat-Nya yang lemah lembut itu, maka semua hati tertarik kepada Yesus. Juga oleh karena janji-Nya, maka jiwa-jiwa yang mengasihi-Nya akan memperoleh bumi. Yesus memberikan teladan, ketika Ia memeluk anak-anak, Ia mengasihi orang-orang yang berhati suci dan sederhana. Ia selalu cepat kaki ringan tangan untuk membantu kaum lemah. Terhadap kaum pendosa, Ia menaruh belas kasihan. Terhadap kekasaran dan kebimbangan para murid-Nya, Ia bersikap murah hati. Selalu, jika mengenai Pribadi-Nya sendiri, Ia tahu mengampuni dan melupakan. Sebelum mengucapkan kecaman bagi orang yang menghujat Roh Kudus, bahwa mereka tidak akan diampuni, Tuhan Yesus bersabda, “Dosa-dosa terhadap Anak Manusia akan diampuni.”

Namun demikian, Ia pun dapat menjadi murka. Dijiwai oleh amarah suci, diusir-Nya orang-orang yang berjual beli dari Bait Allah. Dengan mata yang bersinar-sinar serta perkataan yang berapi-api, ditentang-Nya kaum Farisi yang tidak percaya itu, dan lagi yang tegar hati. Akan tetapi, kekesalan dan kemarahan-Nya tertuju kepada kejahatan, dan bukan dendam pribadi. Tidak pernah Yesus membenci orang yang melakukan kejahatan itu. Tak pernah Yesus bersikap bengis untuk menghukum kekerasan orang lain ataupun untuk membalaskan sakit hati pribadi, yang merupakan tindakan orang lain atas diri-Nya.

Ia tetap berusaha untuk mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Ketika rasul-rasul meminta supaya api jatuh dari langit untuk membasmi orang-orang yang tidak mau menerima pertobatan dari-Nya, Kristus menegur mereka, “Tidak tahukah kamu, roh apa yang sedang merasukimu?”

Kalau kita berlaku menurut Roh Kristus, dengan bersikap lemah lembut dan dalam naungan kemurahan-Nya, maka kita akan memperoleh hati orang lain, dan memiliki hatinya yang terdalam, bahkan kita akan memperoleh bumi ini.


Sifat Lemah Lembut Menyelamatkan Jiwa-jiwa

Sesungguhnya, ada dua keutamaan yang tak terpisahkan: lemah lembut dan semangat berkobar-kobar. Yang kedua dapat subur hanya oleh karena yang pertama. Jika kita dapat memeluk hati orang lain, jika kita tahu kita ini dikasihi, barulah kita akan mampu mempengaruhi orang-orang lain.

Apabila Anda memasuki sebuah rumah sakit, cobalah perhatikan perawat mana yang paling disukai oleh orang yang sakit atau keluarga orang sakit itu. Apakah perawat yang selalu tampil sebagai seorang ahli perawatan yang melaksanakan tugasnya sampai detail-detail, dengan disiplin dan penuh tanggung jawab? Ataukah perawat yang membolehkan pasien makan-minum sesuka hati mereka sendiri, dan membiarkan mereka berlaku sesuka hati mereka? Saya yakin bukan itu. Perawat yang disukai adalah perawat yang peduli, yang lembut bila melayani, dan ia mendekati pasien dengan senyuman serta kasih sayang. Pasien akan menjadi tenang dan hatinya damai.

Tuhan Yesus mengajar para murid untuk menyangkal diri sendiri, dan penyangkalan diri hanya dimungkinkan dari kita belajar kepada Hati Sang Kristus yang lemah lembut. Dari-Nya, kita bertekad untuk melaksanakan cinta-kasih yang penuh komitmen dalam pekerjaan. Orang-orang lain akan mengalami belas-kasihan Yesus sendiri, kesabaran serta kerelaan-Nya untuk memberikan pengampunan dosa. Jika orang menemukan hati Sang Gembala yang Baik itu ada di dalam diri kita, maka mereka pun akan sudi mendengarkan teguran; dan mereka pun akan mengikuti apa yang kita katakan. Kita dapat menarik mereka dari jalan yang sesat dan membawa mereka kepada Yesus Kristus. Jika ini terjadi, maka kita sedang menjiwa-ragakan cita-cita kristiani dan dengan keramahtamahan serta kelemah-lembutan hati kita, disertai dengan semangat yang berkobar-kobar, orang lain pun akan turut belajar untuk mewujudkan cita-cita itu dalam hatinya.


“Berbahagialah Orang-orang yang Lemah Lembut”

Suatu komunitas dapat disebut berbahagia apabila di situ dijumpai anggota-anggota yang lembut hati. Maka, kedamaian tak mudah terganggu dan masing-masing menunaikan tugas kewajibannya dengan tenang. Akan tetapi, lembut hati itu adalah suatu keutamaan dari mereka yang sudah lebih maju di dalam iman, yang sudah tahu bagaimana menguasai diri sendiri, yang dapat mengendalikan kecenderungan hati serta nafsu-nafsunya.

Oleh sebab itu, sesekali terjadi, bahwa bila tidak berhati-hati, seseorang dapat mengucapkan kata-kata pedas. Orang lain mejadi terluka oleh perkataan; dan cinta-kasih pun terlukai, serta ada orang yang menderita. Seseorang yang sungguh-sungguh lembut hatinya, tanpa berlaku sombong dan pamer, akan bertindak sebagai pembawa damai; ia akan mencoba memulihkan keadaan yang kacau balau, serta luka-luka yang terjadi pada anggota komunitas. Bukankah orang yang lemah lembut itu mempunyai semangat yang diterangi oleh cinta-kasih yang bijaksana serta penyangkalan diri nan rendah hati? Dengan ini maka komunitas itu akan diantar kepada kehidupan keramah-tamahan dan keutamaan yang sejati.

Percik Permenungan: Berbahagialah orang-orang yang lemah lembut

Doa: Ya Yesus, Tuhanku yang lemah lembut, tolonglah aku untuk menguasai diriku sendiri, agar aku pun menjadi seorang yang lemah lembut dan rendah hati. Amin.

1 comment:

  1. Thanks atas artikelnya. Kebetulan hari ini saya diskusi tentang topik tsb.

    ReplyDelete