Monday, January 1, 2007

Apakah Pusat Imanku?

APAKAH PUSAT IMANKU?

Bahan: Keluaran 14.18; 1 Raja-raja 8.43; Mazmur 9.9-10; Yoh. 8.58; Rm. 14.9



Pokok iman yang setia kepada Kitab Suci, yakni iman reformed, juga menekankan ketuhanan Allah perjanjian atas umat-Nya. Konsep perjanjian memang tidak dipakai secara sistematis oleh para reformator, tetapi ide dasar dari kendali, otoritas dan kehadiran sangat jelas dalam tulisan-tulisan mereka.

Mari kita selidiki tiga aspek dalam ketuhanan Allah di dalam iman reformed:

(1) Kendali. Sesungguhnya, iman reformed menekankan Allah yang memegang kendali atas segala sesuatu. “Ia berkerja menurut keputusan kehendak-Nya di dalam segala sesuatu” (Ef. 1.11). Iman reformed menekankan kedaulatan Allah, dalam pemilihan anugerah (predestinasi), dalam penciptaan dan dalam pemeliharaan. Allah adalah “Penyebab Utama” yang bekerja di dalam dan melalui “penyebab-penyebab kedua” (mis. manusia).

Hendaklah kita camkan selalu hal di atas agar kita tidak terjerembab dalam salah satu ekstrem. Pelagianisme dan Arminianisme menekankan “kehendak bebas” manusia, dan melupakan bahwa Allah yang sesungguhnya bekerja di dalam semua hal. Golongan ini mengabaikan bahwa segala tindakan manusia tak mungkin berada di luar kontrol Allah.

Ekstrem lainnya, yaitu “Hiper-Calvinis,” cenderung fatalistis, yakni bahwa segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah sehingga manusia tidak perlu bertanggung jawab dengan tindakannya. Que sera-sera—whatever will be, will be! Namun, kekristenan yang sejati bukan fatalistis, sebab iman Kristen mengajarkan hubungan yang rapi antara Allah sebagai penyebab utama, manusia sebagai penyebab kedua dan hasil akhir dari hubungan kerja sama itu.

Artinya, pada akhirnya rencana Allah pasti akan terjadi! Tetapi rencana tersebut terlaksana sebab Allah menyediakan sarana serta kelengkapan bagi makhluk yang terbatas (manusia) untuk bertindak secara bebas dan bertanggung jawab.

(2) Otoritas. Iman reformed, lebih daripada cabang kekristenan yang lain, selalu menekankan pentingnya hukum Allah, yaitu bahwa manusia tunduk kepada hukum Allah. Beberapa orang berkata bahwa hukum dan anugerah, hukum dan kasih, selalu bertolak belakang, sehingga orang Kristen tidak lagi tunduk di bawah hukum. Namun, iman reformed menjawab, bila Yesus adalah Tuhan, dan kita mengasihi Kristus, maka kita akan menjaga perintah-perintah-Nya (Yoh. 14.15, 21; 15.10; 1Yoh. 2.3 dst.; 3.22dst.; 5.2dst.; 2Yoh. 6; Why. 12.17; 14.12). Memang benar, memelihara hukum tidaklah membawa keselamatan bagi kita. Hukum tidak membenarkan kita di hadapan Allah. Hanya kebenaran Kristus saja yang dapat mewujudkannya. Tetapi ingat, mereka yang diselamatkan akan menjaga perintah-perintah Allah.

Iman reformed juga menekankan bahwa hukum moral PL tetap normatif dan berlaku meskipun kita hidup di era Perjanjian Baru. Hukum-hukum yang bersifat seremonial memang telah selesai, tetapi yang terutama yakni bahwa dalam keyakinan reformed hukum PL adalah firman Allah, sehingga “bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2Tim. 3.16).

Hal ini sekali lagi menegaskan bahwa kita percaya tanggung jawab manusia tetap dipandang penting, dan bahwa kita bekerja dalam terang hukum Allah. Itulah sebabnya mengapa kita, yang mempercayai kedaulatan Allah, dengan sendirinya menjadi orang yang suka bekerja keras, yang berkemauan untuk mentransformasi diri sendiri serta masyarakat serupa dengan gambar Allah.

Gairah (passion) yang besar ini bukan bertolak belakang dengan kedaulatan Allah, tetapi merupakan akibat yang sewajarnya. Allahku berdaulat, dan aku dipanggil untuk melayani Dia! Hasil akhir dari pekerjaanku ada di dalam tangan-Nya, namun sesungguhnya aku memiliki hak istimewa untuk melayani Dia dalam karya-karya yang terbaik, dan membawa segala aspek kehidupanku tunduk kepada Kristus.

(3) Kehadiran. Iman reformed disalah mengerti oleh sekelompok orang sebagai corak kekristenan yang suka berdebat, yang kaku dan dogmatis. Luther atau Calvin adalah orang-orang yang brilian dalam bidang doktrin-doktrin. Hal ini keliru! Iman reformed sesungguhnya menekankan devosi (waktu bagi Tuhan) dan penyembahan, serta kesadaran bahwa Allah dekat kepada kita pada segala waktu.

Bagi Calvin, pengenalan akan Allah dan pengenalan diri sendiri seiring sejalan. Ia sadar bahwa oleh sebab kita diciptakan dalam gambar Allah, kita tidak dapat mengenal diri kita dengan benar tanpa mengenal Allah pada saat yang sama. Singkatnya, Allah dapat ditemukan pada tiap-tiap sudut kehidupan, termasuk ruang yang paling dalam di hati kita. Ia juga menekankan bahwa kebenaran firman Allah akan dituliskan di sanubari yang terdalam, ketimbang sekadar mengisi kepala. Coba perhatikan logo Calvin, tangan kanan yang memegang hati, terangkat kepada Allah, dengan tulisan “Hatiku kupersembahkan kepada-Mu, ya Allah, dengan sedia dan tulus.”


Renungkan:

1. Apa jantung hati iman reformed?

2. Apa pentingnya mengenal bahwa Allah berdaulat dalam hidupmu?

3. Coba ringkaskan dengan bahasamu sendiri mengenai kendali, otoritas dan kehadiran Allah!

4. Sepulan dari Kemah Remaja, tekad apa yang akan kamu ambil?

No comments:

Post a Comment