Friday, May 4, 2007

Sekilas Sejarah Gerakan Kharismatik 3: Anabaptisme


Anabaptisme

Di era Reformasi, gerakan spiritualis dipelopori oleh Gerakan Anabaptis. Bersama-sama para reformator, mereka menemukan banyak sekali kerusakan di tubuh Gereja Katolik Roma dan teologinya, namun mereka pun segera memisahkan diri dari ajaran Luther.

Penekanan utama dari gerakan ini yang berbeda dengan para reformator adalah mengenai dosa. Luther dan para reformator memahami dosa dalam kerangka pemikiran Augustinus, yakni hilangnya kapasitas manusia untuk dapat membuat keputusan berdasarkan kehendak pribadi bagi keselamatan. Bagi kaum Anabaptis, hal ini mustahil, sebab, bagaimana mungkin seseorang dapat sungguh-sungguh bertobat dan berkomitmen bila tidak ada kemerdekaan kehendak. Titik pijak penting dalam teologi Anabaptisme bukanlah dosa mula-mula kerusakan total manusia, tetapi berjalan dalam kehidupan yang baru, meneladani Kristus.

Konkretnya, dengan mengambil langkah iman nir-kekerasan, menolak perang atau terlibat dalam ketentaraan serta sumpah. Bagaimana caranya? Mereka bergantung kepada Roh Kudus untuk memberi tahu mereka firman Allah. Secara natur, mereka adalah kaum biblisis (literalis Alkitab). Hanya saja, kebanyakan dari pengikut pertamanya adalah buruh kecil dan melarat, dan buta aksara. Jadi, spiritualisme mereka nampak tatkala mereka berkumpul untuk bersekutu dan berdoa bersama. Bila ada yang melek huruf, mereka membaca dan langsung menerapkan apa yang dibaca. Bila tidak ada yang dapat membaca, maka pesan itu disampaikan oleh Roh Kudus. Apa yang akhirnya terjadi? Gerakan ini sangat berkembang, namun tak jarang kecenderungan-kecenderungan subjektifistik dan spiritualistik pun muncul.

2 comments:

  1. Anabaptisme berarti adalah baptis ulang. Dengan demikian mereka tidak setuju akan baptisan pada anak-anak yang tidak mengambil keputusan bagi keselamatan diri mereka sendiri, melainkan keputusan keselamatan mereka dilakukan oleh orang lain, termasuk orangtua atau wali mereka. Anabaptisme menolak baptisan bayi dan menyatakan baptisan harus dilakukan setelah seseorang mengambil keputusan untuk percaya. Ini cukup Alkitabiah, meskipun pertimbangan baptisan anak juga perlu diperhitungkan kebenaran Alkitabiahnya secara tersendiri. Jenis baptisan pada saat itu (tahun-tahun reformasi awal; atau sekitar abad 16) masih memperbolehkan baptisan percik. Afiliasi Anabaptisme dengan gerakan Puritanisme dari Inggris yang dilakukan oleh John Smith (1565-1610) dan Thomas Helwys (1550-1616) menghasilkan sebuah gerakan baru, baptisan selam dan mereka disebut orang-orang Baptisme; yakni para pengikut Gereja Baptis. Dalam perjuangannya membela kebenaran Alkitabiah, Baptisme banyak mengalami aniaya, yakni ditenggelamkan dalam air.

    Anabaptisme yang lain, dalam mencari kebenaran, beberapa diantara mereka tersesat dengan menempuh jalan yang mereka anggap berasal dari Roh Kudus. Ada yang mencoba menciptakan masyarakat Madani di kota Muenster (Chilliasm) sebagai Kerajaan Seribu Tahun, tetapi ada pula yang menghitung tanggal kedatangan Tuhan Yesus yang kedua, yakni Melchior Hoffman (1500-1543). Ketersesatan mereka tidak lama dan kita bersyukur akan hal itu. Mereka segera ditumpas dan binasa. Para pengikut mereka dikumpulkan oleh Menno Simons (1496-1561) menjadi Gereja Mennonit. Karena mereka dianggap tersesat, mereka selalu dikejar dan dianiaya baik oleh pemerintah Katholik, maupun Protestan. Tsar Katharina merasa kasihan dan mengundang mereka ke Rusia pada akhir abad 18; tetapi setelah 1917 Rusia dikuasai Komunisme, mereka juga mengungsi ke Amerika Serikat dan Kanada yang kemudian dikenal sebagai Amish atau Hutterit.
    Di Indonesia, kaum Anabaptisme, khususnya Mennonit hasil penginjilan DZV (Doopsgesinde Zending Vereeniging) pada tahun 1851 di Jepara adalah GKMI (Gereja Kristen Muria Indonesia) dan GITJ (Gereja Injili Tanah Jawa) yang bercorak protestanisme. Dari Amerika, mereka juga berafiliasi dengan jemaat lokal dan membentuk sebuah sinode yang dikenal JKI (Jemaat Kriten Indonesia; bukan Jemaat Kristus Indonesia, karena sinode tersendiri) yang bercorak Kharismatik dan otonom.

    Hanya inilah yang saya tahu, kiranya bermanfaat dan menjadi terang bagi kita sekalian. Tuhan Yesus memberkati.

    ReplyDelete
  2. Anabaptis berasal dari orang buta huruf? Ada sumber? Bukankah kaum baptis yg pling banyak menjadi korban inkuisisi paus oleh krn pemahaman mereka akan firman sehingga mereka scara mentah2 menolak ajaran paus. Dan ini bahkan terjadi jauh sbelum marthin luther. Skarang ini justru reform lh yg berkembang. Ckckck

    ReplyDelete