Saturday, May 5, 2007

Sekilas Sejarah Gerakan Kharismatik 7: Pentakostalisme Awal

Pentakostalisme Awal

Kita harus menyebut nama Charles Fox Parham dan William J. Seymour sebagai para pelopor gerakan Pentakosta klasik. Keduanya berasal dari latar belakang Gerakan Kekudusan, dan dipengaruhi oleh teologi Arminian. Di awal tahun 1900, Parham membuka Bethel Bible School of Topeka, di Kansas. Ketika mengajarkan Kisah Para Rasul, ia mengajak murid-muridnya untuk bersiap diri bila pada suatu saat menerima karunia-karunia yang sama seperti yang dicurahkan pada Pentakosta di Yerusalem.

Dampak pengajaran ini sangat hebat. Pengajaran ditambah dengan doa-doa yang emosional, dan mereka tahan berdoa berjam-jam, ditambah dengan berpuasa. Mereka sungguh-sungguh menantikan karunia Pentakosta. Hingga pada pergantian tahun, 1 Januari 1901, salah satu murid Parham bernama Agnes N. Ozman berbicara dalam bahasa lidah ketika Parham berdoa dan menumpangkan tangan, lalu diikuti oleh murid-murid lainnya dan akhirnya Parham sendiri.

Di sinilah awal munculnya pendogmaan bahwa bahasa lidah (glossolalia) adalah bukti pertama dari baptisan Roh Kudus yang dilakukan lewat penumpangan tangan. Maka mulailah Parham menjadikan peristiwa ini sebagai inti khotbah-khotbahnya. Ia menentang paham bahwa karunia rohani supranatural sudah berhenti bersama dengan wafatnya para rasul.

Sayangnya, Pentakosta awal dinodai oleh tindakan Parham sendiri. Ia adalah seorang yang rasis, dan bersimpati kepada Klu Klux Klan, dan membenci orang kulit hitam. Demikian pula kehidupan seksualnya. Pada bulan November 1907, ia ditahan dengan tuduhan melakukan sodomi di Texas.

Gebrakan gerakan Pentakosta selanjutnya terjadi pada tahun 1906 melalui William Joseph Seymour. Ia adalah mantan murid Parham, dan mendengar pengajaran hanya dari luar ruang kelas.

Karena tidak puas dengan pengajaran Parham, akhirnya Seymour mandiri. Ia meggunakan bangunan di Jalan Azusa, California, dan organisasinya terkenal dengan Azusa Street Mission. Pada tanggal 9 April 1906, suatu manifestasi bahasa lidah yang luar biasa terjadi dalam skala yang sangat besar di antara jemaat Azusa. Karena pertumbuhan yang sangat cepat, maka mereka pindah ke Jalan Azusa No. 312 dengan menempati gereja Metodis tua.

Seymour segera menerbitkan surat kabar Apostolic Faith untuk menyebarkan ajaran bahasa lidah. Namun sayangnya, kejayaan itu tidak berlangsung lama. Parham dan Seymour saling menuduh bahwa mereka menjadi alat Iblis. Yang aneh pula, dalam pertemuan Azusa itu, ternyata yang datang tidak hanya orang Kristen, tetapi juga dihadiri oleh kaum spiritualis, cenayang (perantara dengan dunia orang mati), hipnotisi, dan orang-orang yang suka hal-hal gaib.

Dan oleh karena tumpukan masalah yang terjadi pada aras kepemimpinan, kejayaan Misi Azusa kian redup. Pada tahun 1923, Azusa diambil alih oleh berbagai badan misi Pentakosta, dan akhirnya pecah menjadi berbagai gereja: Church of God in Christ, Assemblies of God, United Pentecostal Church dan Pentecostal Church of God.

1 comment:

  1. Untuk penjelasan lebih lengkap https://50isme.blogspot.co.id

    ReplyDelete