Saturday, May 5, 2007

Sekilas Sejarah Gerakan Kharismatik 5: Metodisme


Metodisme

John Wesley (1703-1791), pendiri Metodisme, disebut-sebut sebagai cikal bakal Pentakostalisme, sebab gerakan pentakosta banyak sekali mengadopsi pemikiran dan pendekatan teologisnya. John dilahirkan pada tahun 1703, sedangkan Charles 1707 dari latar belakang Gereja Anglikan, dari keluarga Kristen yang saleh. Mereka belajar di Universitas Oxford dan menjadi anggota Holiness Club, Kelompok Kekudusan. Kelompok ini merupakan persekutuan rohani yang bertujuan menekankan pembaruan rohani melalui disiplin membaca Alkitab setiap hari, berdoa dan kesalehan pribadi.

Bersama dengan adiknya, Charles Wesley (yang menggubah banyak himne gereja), John Wesley menekankan pentingnya “bukti” atas keselamatan pribadi. Ia berkelana ke Amerika Serikat sebagai misionaris di koloni Georgia, namun tanpa kepastian keselamatan. Ia belum mendapatkan tanda ilahi akan keselamatan. Hingga pada tanggal 24 Mei 1738, ia mengalami “pertobatan” yang dinanti-nantikan itu! Kejadian ini dikenal lewat tulisan John sendiri dalam The Aldersgate Experience. Menurut kabar, pertobatannya ini terjadi manakala sang pemimpin kelompok kecil membacakan “Pendahuluan dari Tafsiran Surat Roma” dari Martin Luther. Wesley menulis, “Kira-kira pada jam 8.45, pada saat pembacaan mengenai perubahan yang dikerjakan Allah dalam hati melalui iman kepada Yesus Kristus, tiba-tiba saya merasakan hati saya menjadi hangat secara ajaib. Saya menghayati secara mendalam bahwa saya beriman kepada Kristus, Kristus saja bagi keselamatan saya . . .”

Meski secara doktrinal ia setuju dengan Luther bahwa seseorang dibenarkan melalu i iman, tetapi ia berbeda dalam hal doktrin “anugerah awal” (prevenient grace) dan “kesempurnaan” (perfection) atau “pengudusan ganda” (double sanctification).

· Doktrin anugerah awal adalah anugerah Allah yang diberikan kepada setiap manusia sehingga manusia—meskipun ia berdosa—tetap mampu memilih berbalik kepada Allah. Jadi anugerah ini merupakan kekuatan kehendak bebas untuk memulai pertobatan dari dosa.

· Doktrin kesempurnaan menegaskan bahwa seorang Kristen dalam peziarahan hidup di bumi dapat mencapai kekudusan kasih yang sempurna melalui pengudusan ganda.

· Doktrin pengudusan ganda yaitu pengudusan secara penuh sebagai suatu karya anugerah yang kedua. Melalui cara ini, orang percaya dapat sampai kepada kekudusan yang sempurna. Wesley menyebutnya “hidup yang berkemenangan.”

Dua doktrin terakhir di atas merupakan kekhasan gerakan Pentakosta dan Kharismatik. Jadi bila kita simpulkan, menurut Wesley, yang paling penting dalam hidup orang percaya adalah memperoleh bukti melalui pengalaman iman khusus yang terjadi melalui campur tangan Roh Kudus secara langsung dalam hati setiap orang. Ini merupakan keharusan dalam diri setiap orang percaya, dan kemudian disebut sebagai “berkat kedua” (second blessing).

Metodisme telah mewariskan penekanan yang penting sekali pada “kehendak bebas” manusia. Jika manusia sendiri memang mampu untuk mengusahakan tingkat kerohaniannya, maka melalui usahanya sendiri ia bisa mencapai tingkat rohani yang dibutuhkan untuk mendapatkan pengalaman iman yang khusus itu.

No comments:

Post a Comment