Friday, May 4, 2007

Sekilas Sejarah Gerakan Kharismatik 4: Quakers & Shakers


Quakers dan Shakers

Salah satu cabang Anabaptisme yang mengembangkan spiritisme radikal adalah Gerakan Quaker (ingat Quaker Oates!). Gerakan ini dimulai oleh George Fox (1624-1691). Ia membedah kesesatan gereja dari zaman PB dan mengklaim bahwa Kristus akan segera mendirikan Gereja yang benar. Sistem kepercayaan dan ritual tidka dapat menyelamatkan, hanya Terang Batin saja yang mampu menjadi jalan menuju Kristus. Maka, gereja yang benar haruslah bersekutu dalam keheningan, dan menantikan Roh Kudus mengilhami seseorang untuk berdoa secara spontan, berkhotbah atau bersaksi. Pelayanan bersifat sukarela, tidak dibayar dan tidak ada imam atau pendeta yang tertahbis.

Ann Lee, seorang migran dari Inggris dan ibu dari empat anak (semua meninggal ketika masih bayi) memulai gerakan the Shaking Quaker di New York. Karena ia tak pernah merasakan pernikahan yang bahagia, maka ia bersikap ekstrem, dengan menentang pernikahan dan menganjurkan pengikutnya untuk pantang melakukan hubungan seksual. Ia percaya akan adanya glossolalia dan karunia penyembuhan. Dalam ibadah, ia menganjurkan semua jemaat menari-nari, sebagai simbol mengguncang (to shake) dosa, kejahatan dan keinginan seksual. Oleh karena itu gerakan ini disebut juga Shakers (Para Pengguncang atau Pengocok). Di dalam kebaktian diizinkan adanya tertawa kudus (holy laughter), berbahasa lidah, bernubuat serta berkomunikasi dengan arwah orang mati.

Coba perhatikan gaya ibadah mereka berikut ini. Setiap orang bertindak untuk dirinya sendiri, dan hampir tiap orang berbeda dengan yang lain: yang satu akan berdiri dengan tangannya merentang, bertingkah dengan posisi yang aneh, dan mereka menyebutnya “tanda-tanda”; yang lain akan menari, dan kadang-kadang melompat-lompat dengan satu kaki di atas lantai; yang lain lagi akan menjatuhkan diri akibat berputar-putar, sedemikian cepat, sehingga kalau dia adalah seorang perempuan, pakaiannya akan dipenuhi dengan angin, seolah-olah mereka dikuasai oleh suatu kuasa; yang lain lagi akan menjatuhkan diri ke lain tidak berdaya . . . kadang-kadang merintih dengan sedih; beberapa orang bergetar dengan sangat hebat; yang lain bertingkah seolah-olah seluruh syaraf mereka kejang; yang lain lagi mengayun-ayunkan tangan mereka dengan penuh kekuatan seolah-olah mereka adalah roda yang tengah berputar, dan sebagainya.

Cobalah Anda mengambil waktu untuk merefleksikan ritus yang seperti di atas dengan fenomena yang Anda jumpai di lingkungan Anda.

No comments:

Post a Comment