Wednesday, October 24, 2007

Mari Mengenal Allah 10: Kanon


KANON

Kitab apa saja yang termasuk di dalam Alkitab? Ini pertanyaan mengenai kanon. Dalam satu sisi, pertanyaan ini sulit. Beberapa kitab, seperti 2 Petrus dan Yudas, harus menunggu waktu yang lama sekali sebelum diterima oleh semua orang Kristen sebagai bagian dari Alkitab. Kitab-kitab yang lain, seperti Gembala Hermas, dibaca dalam gereja bersama dengan Kitab Suci Ibrani oleh sejumlah besar orang Kristen selama bertahun-tahun, tetapi gereja pada akhirnya mengatakan bahwa kitab-kitab ini bukan merupakan bagian dari Alkitab.

Di sisi lain, pertanyaan ini seharusnya bukan pertanyaan yang sulit. Kita tahu, Allah berkehendak untuk memerintah gereja-Nya melalui satu dokumen tertulis, seperti dalam Perjanjian Lama. Maka, kita pun yakin, penyelenggaraan ilahi (providentia) telah memilih dan menetapkan satu dokumen yang tidak sukar untuk ditemukan.

Ingatlah, Gereja tidak “mengkanonisasikan” Alkitab; Gereja tidak membuat Alkitab menjadi otoritatif. Sebaliknya, Gereja membaca kitab-kitab ini dan menemukan (atau menjumpai) bahwa Allah telah membuat kitab-kitab ini otoritatif. Secara mendasar, Allah mengilhamkan tulisan-tulisan ini sehingga Gereja dapat mengenali suara Allah di dalamnya. Sebagaimana Tuhan Yesus pernah katakan, “Domba-domba-Ku mengenal suara-Ku” (Yoh. 10.27).

Perjanjian Lama merupakan Alkitab yang dipakai oleh orang-orang Yahudi pada zaman Yesus, yang Tuhan sendiri nyatakan sebagai otoritatif. Gereja Katolik Roma menambahkan sejumlah kitab ke Perjanjian Lama pada pertengahan tahun 1500-an, tetapi tidak ada alasan mendasar untuk menyatakan bahwa kitab-kitab tersebut memiliki otoritas.

Sedangkan dalam Perjanjian Lama, terdapat beberapa hal yang tidak pasti. Secaa umum, Gereja menerima kitab-kitab tersebut merupakan buah tangan dari para rasul, seperti Injil Matius dan surat rasul Paulus kepada jemaat di Roma. Kitab-kitab lain juga disahkan oleh para rasul. Lukas dianggap telah dibaca dan disetujui oleh rasul Paulus dan Markus oleh Petrus. Tetapi kriteria ini tidak selalu berhasil bila dipakai; sebagai contoh, kita tidak tahu siapa penulis Kitab Ibrani.

Kriteria lain yang dipakai adalah konsistensi dengan kitab-kitab lain dalam Alkitab. Maka, Gereja pun percaya, kitab seperti Gembala Hermas tidak konsisten dan oleh karena itu ditolak. Pada akhirnya, domba-domba Kristus pasti mendengarkan suara Gembalanya. Adalah fakta yang mengagumkan bahwa meskipun gereja perdana diperhadapkan pada banyak tantangan, kanonisasi bukanlah isu yang memecah belah Gereja. Pada abad ke-4, Uskup Athanasius dari Alexandria dalam Surat Penggembalaan Paskah mendaftar kitab-kitab yang diterima sebagai Kitab Suci di dalam gerejanya, dan tidak ada orang yang mengajukan keberatan. Gereja percaya bahwa Alkitab merupakan Firman Allah dan otoritatif untuk memerintah gereja sebagai suara Allah sendiri.

No comments:

Post a Comment