Thursday, October 25, 2007

Mari Mengenal Allah 14: Kecukupan


KECUKUPAN

Secara sederhana, kecukupan berarti bahwa di dalam Alkitab kita memiliki semua Firman Allah yang kita perlukan. Kita seharusnya tidak mencoba untuk menambah-nambahinya, dan kita tidak berani untuk menghapuskannya. Sebab kita hidup oleh tiap kata yang keluar dari Allah.

Alkitab sendiri melarang kita untuk menambah atau mengurangi (Ul. 4.2; 12.32; Why. 22.18-19). Alkitab juga melarang untuk menambahkan tradisi manusia kepada Firman; atau dengan perkataan lain, jangan membuat tradisi manusia dalam tingkat yang sama dengan Firman Allah, seperti yang dilakukan oleh para Farisi (Ul. 18.15-22; Yes. 29.13; Mat. 15.1-9; Gal. 1.8-9; 2Tes. 2.2). Tradisi manusia bukanlah hal yang buruk, tetapi itu bukan Firman Allah. Ketika kita mencoba menyetarakan dengan Firman Allah, kita sesungguhnya mengatakan bahwa Firman Allah kurang, atau tidak cukup.

Kecukupan ini meliputi semua Alkitab, Perjanjian Lama maupun Baru. Kebenaran Injil yang kita terima pun sudah cukup. Sama seperti Kristus yang mati dan dibangkitkan cukup untuk menyelamatkan kita, maka berita para rasul mengenai Yesus cukup untuk memberi kita berkat keselamatan Yesus (Ibr. 1.1-3; 2.1-4; 2Ptr. 1.2-11). Kita seharusnya tidak mengharapkan Allah memberi kita pewahyuan lebih jauh yang sama otoritasnya seperti Alkitab.

Orang-orang kadang berkata bahwa Kitab Suci cukup untuk teologi, tetapi bukan bidang-bidang kehidupan lainnya, seperti ilmu pengetahuan, sejarah, politik ataupun reparasi mobil. Tetapi ide tersebut lagi-lagi merupakan kesalahmengertian dari kecukupan Alkitab. Selalu ingat: Alkitab cukup sebagai Firman Allah. Alkitab memberi kita semua perkataan Allah yang kita butuhkan. Maka, Alkitab menyediakan prinsip iman Kristen untuk kita memahami keselamatan, dan bagaimana kita hidup sebagai orang yang sudah diselamatkan. Dengan demikian, Alkitab menyediakan Firman Allah yang kita butuhkan baik untuk teologi, tetapi juga etika, politik, seni, budaya dan reparasi mobil!

Memang benar, untuk semua disiplin ilmu kita pun memerlukan pengetahuan di luar Alkitab. Bahkan teologi pun demikian. Kita harus belajar mengenai aborsi dari sumber-sumber di luar Alkitab. Alkitab tidak mengatakan sesuatu pun mengenai pembunuhan janin ataupun mengenai kehidupan seseorang di dalam rahim. Ketika kita menyandingkan prinsip-prinsip Alkitab dengan pengetahuan di luar Alkitab mengenai apa itu aborsi, maka kita pun tahu bahwa kata-kata “Jangan membunuh” juga mempunyai implikasi “Janganlah melakukan aborsi.”

Poin dasar untuk kita ingat selalu adalah tidak ada pengetahuan dari luar Alkitab yang layak untuk ditambahkan ke dalam Kitab Suci. Termasuk di dalamnya tradisi gereja tertentu, klaim-klaim para nabi zaman sekarang, dan bahkan pengakuan iman denominasi-denominasi Protestan. (jmf)

No comments:

Post a Comment