Wednesday, October 17, 2007

Mari Mengenal Allah 2: Konsep Firman Allah


KONSEP FIRMAN ALLAH


Pertama, kita harus mengerti konsep firman Allah. Apakah yang sesungguhnya dimaksud dengan firman Allah? Kita dapat katakan bahwa firman Allah adalah Alkitab. Memang benar. Akan tetapi, firman Allah jauh lebih luas daripada Alkitab semata-mata. Allah tidak sekadar berbicara kepada kita di dalam Alkitab, tetapi juga di melalui alam ciptaan (Mazmur 19.1; Rm. 1). Beberapa kali Allah berbicara kepada umat-Nya dari surga. Atau dalam kasus Musa, Ia berbicara di dalam semak belukar yang terbakar (Kel. 3.2). Kali lain, Allah berbicara melalui visi (penglihatan) khusus kepada para nabi dan rasul. Demikian pun ketika Allah berbicara melalui Putra-Nya, Yesus Kristus, sewaktu Kristus berinkarnasi di dalam dunia. Tidak hanya melalui satu cara Allah berbicara, tetapi banyak cara. Jelaslah bagi kita, teramat banyak cara Allah untuk menyatakan diri-Nya.


Bila demikian, kita harus merentangkan definisi yang lebih luar mengenai konsep firman Allah, bukan hanya Alkitab saja. Mari kita sekali lagi mengingat, cara Allah berbicara berkaitan erat dengan ketuhanan-Nya. Jadi, firman Allah adalah cara Allah untuk mengungkapkan diri-Nya dengan penuh kuasa serta otoritatif; dan penyingkapan diri bahwa Ia hadir di tengah-tengah kita. Marilah kita menelaah satu per satu.


A. Firman Allah Berkuasa


Allah berbicara melalui firman-Nya, tetapi Allah melakukan banyak hal dengan firman tersebut, bukan hanya berbicara. Marilah kita pikirkan mengenai penciptaan di Kejadian 1.1. Ia mencipta dengan berfirman. Ia menjadikan dunia dengan sabda-Nya. Mazmur 33 menyatakan demikian,


Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan,
oleh napas dari mulut-Nya segala tentaranya.
Ia mengumpulkan air laut seperti dalam bendungan,
Ia menaruh samudra raya ke dalam wadah.
Biarlah segenap bumi takut kepada TUHAN,
biarlah semua penduduk dunia gentar terhadap Dia!
Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi;
Dia memberi perintah, maka semuanya ada (ay. 6-9).


Sama halnya dengan penyelenggaraan atau pemeliharaan. Bagaimana Allah mengendalikan iklim dan musim? Dengan berbicara, melalui sabda-Nya:


Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi;
dengan segera firman-Nya berlari.
Ia menurunkan salju seperti bulu domba
dan mengamburkan embun beku seperti abu.
Ia melemparkan air baru seperti pecahan-pecahan.
Siapakah yang tahan berdiri menghadapi dingin-Nya?
Ia menyampaikan firman-Nya lalu mencairkan semuanya,
Ia meniupkan angin-Nya, maka air mengalir (Mzm. 147.15-18).

Bahkan dalam pewartaan Injil, Allah tidak sekadar berkomunikasi, tetapi juga pewahyuan dengan penuh kuasa. Dengarkanlah perkataan rasul Paulus dalam Roma 1.16, “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah, yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, . . . .” Dalam 1 Tesalonika 1.5, “Sebab Injil yang kami beritakan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus, dan dengan suatu kepastian yang kokoh.”


Ekspresi-ekspresi figuratif untuk firman Allah juga mengindikasikan kuasa yang besar. “Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman Tuhan, dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu” (Yer. 23.29; cf. 5.14; 20.9). Satu-satunya senjata ampuh bagi orang Kristen adalah “pedang Roh, yaitu firman Allah” (Ef. 6.17; bdk. Yes. 49.2). Kuasa tersebut tidak lebih rendah daripada kemahakuasaan (omnipotence) Allah sendiri. Yesaya 55.11 mengatakan, “demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku; ia tidak ada kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” Sebagaimana kuasa ketuhanan Allah sendiri, kuasa firman takkan pernah gagal!


Kiranya kita tidak menganggap enteng Firman Allah. Janganlah pernah menganggap Firman sebagai buku teks akademis. Apabila Anda mengabaikannya, atau mendengarnya dengan hati yang tidak patuh, seperti Israel mendengar berita Yesaya, kuasa firman-Nya justru akan mengeraskan Anda (Yes. 6.9-10). Namun bila Anda mendengar seperti Samuel muda yang menanggapi firman Allah, “Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar” (1Sam. 3.9), sehingga Firman yang berkuasa itu akan mengunakan kuasa-Nya yang dahsyat untuk menyertai Anda.


Kendati demikian, janganlah berpikir bahwa kuasa firman itu merupakan kuasa impersonal. Bila kita melihat dalam 1 Tesalonika 1.5, kuasa tersebut adalah kuasa Roh yang bekerja seperti yang Ia kehendaki.

No comments:

Post a Comment