Tuesday, September 9, 2008

Dapatkah Keselamatan Hilang? (1)



SEBUAH DIALOG





Kornelius Pastisijan dan Magdalena Mungkini adalah kolega di kantor. Mereka sama-sama aktivis gereja. Pak Pastisijan adalah seorang penatua yang gemar belajar firman Tuhan, sedangkan Bu Mungkini adalah mobilisator di komisi wanita. Pada suatu siang, dalam kesempatan rehat makan siang, Bu Mungkini mendekati Pak Pastisijan.

Mungkini: Pak Sijan, ada sesuatu yang saya sedang pikir, nih Pak!



Pastisijan: Pikir apa, to Bu? Mari, duduk dulu . . . (Bu Mungkini mengambil tempat untuk duduk)



Mungkini: Gini lho Pak. Kalau orang percaya berdosa, dia bisa kehilangan keselamatan, ya?



Pastisijan: Lha bagaimana menurut Anda?



Mungkini: Menurut saya sih iya. Kalau ia berdosa, maka Allah akan menarik keselamatan itu dari dirinya. Yesus kan menawarkan keselamatan bagi manusia, barangsiapa mau menerima, maka Yesus akan memberikan jaminan hidup kekal. Tetapi kalau ia nggak setia lagi, maka Tuhan akan menarik keselamatan darinya.



Pastisijan: O begitu . . . dasar firman Tuhannya apa, Bu?



Mungkini: Yohanes 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Itu lho Pak, kalimat “setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa.” Kan berarti, selama ia percaya, ia nggak binasa. Suatu kali, bisa saja dia nggak patuh dan akhirnya binasa. Betul, kan, Pak?



Pastisijan: Bu, Anda tahu bahwa keselamatan oleh anugerah itu jelas tertulis di dalam Alkitab. Tetapi, adakah ayat di Alkitab yang menyatakan bahwa keselamatan dapat hilang?



Mungkini: Waduh, saya tidak hafal Alkitab, Pak. Setahu saya sih tidak ada. Tapi tunggu dulu, bukankah nggak semua orang Israel yang keluar dari Mesir bisa masuk ke Tanah Perjanjian? Lalu ada Yudas Iskariot yang mengkhianati Tuhan Yesus. Berkali-kali Alkitab juga memberi peringatan akan kemurtadan, seperti Surat Ibrani. Terus berkali-kali saya lihat sendiri, lho Pak, ada mantan Majelis Jemaat yang dulu aktif sekali, tapi terus berpindah agama, hanya karena promosi jabatan kantor.



Pastisijan: Memang, ada contoh-contoh kemurtadan di dalam Alkitab. Tapi tadi Anda pun mengakui bahwa di Alkitab nampaknya tidak ada ayat yang mengatakan bahwa keselamatan dapat hilang. Dan memang nggak ada. Satu atau dua bagian Alkitab tidak boleh untuk membangun doktrin, kan Bu? Suatu pengajaran harus konsisten dari awal sampai akhir, dan tidak boleh bertentangan satu dengan yang lain.



Mungkini: Betul, Pak.



Pastisijan: Coba saya bertanya kepada Anda. Apakah Anda, jika sekarang ini jika mati, Anda akan bersama-sama dengan Kristus di surga?



Mungkini: Ya pasti, to Pak. Kristus sudah mati untuk saya, dan saya sudah bertobat dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat saya.



Pastisijan: Kalau besok pagi?



Mungkini: Saya rasa juga pasti.



Pastisijan: Kalau sebulan lagi? Setahun lagi? Atau, sepuluh tahun lagi? Apakah Anda yakin masih percaya kepada Kristus? Bagaimana jika seminggu lagi Anda murtad?



Mungkini: Hmm, ya bisa juga. Kalau saya kemudian menolak Kristus dan tidak lagi menganggap Dia sebagai Juruselamat saya.



Pastisijan: Nah, jadi kalau begitu, hari ini Anda merasa pasti, tapi pada masa yang akan datang tidak pasti, ya kan? Kalau di masa depan Anda tidak pasti selamat, berarti kan keselamatan sama saja dong, “moga-moga.”



Mungkini: Lho, maksud saya itu pasti jikalau saya berpegang teguh pada Kristus, begitu lho Pak.



Pastisijan: Tapi jikalau nyatanya tidak berpegang tegung pada Kristus lagi?



Mungkini: Ya . . . hilang . . . .



Pastisijan: Kalau begitu, Bu Mungkini sendiri belum tentu yakin bisa berpegang teguh kepada Kristus?



Mungkini: Iya ya, berarti saya tidak punya jaminan kalau di masa depan saya masih percaya pada Kristus! Lalu, bagaimana dong, Pak? Saya bingung nih!



Pastisijan: Tidak perlu bingung, Bu. Kita percaya kepada Alkitab saja. Simpel banget. Begitu Roh Kudus melahirbarukan kita, kita jadi percaya dan mampu bertobat kepada Kristus. Roh Kudus mengubah hidup kita. Nah, tidak pernah dikatakan di dalam Kitab Suci, kalau Roh Kudus ini masuk-keluar-masuk-keluar dalam diri orang percaya. Roh Kudus, sekali berdiam, untuk selamanya ia akan berdiam di dalam orang percaya.



Mungkini: Kalau begitu, keselamatan juga sekali untuk selamanya, ya Pak?



Pastisijan: Pasti. Ini bukan kita yang menjamin diri sendiri, bukan kekuatan diri kita yang menopang, tetapi jaminannya adalah Tuhan sendiri. Coba perhatikan satu saja firman Kristus, “dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Yoh. 10:28).



Mungkini: Wah, terima kasih, Pak. Saya mendapatkan pencerahan hari ini.



No comments:

Post a Comment