Thursday, April 3, 2008

HARI KEDUA

HARI KEDUA

Kejadian 1.6-8

Metaners, kamu kudu catat dulu: orang kuno nggak ngerti kalau bumi itu bulat n’ agak pepat di kutub-kutubnya. Buat mereka, bumi itu datar, terus ada lengkungan kubah besar di atas, n’ di bawah bumi tuh isinya air. Mereka belum punya pengetahuan semaju kita saat ini, Prenz.

Nah, cakrawala menurut dunia Kitab Suci tuh seperti kubah besaaarr sekali! Kubah itu memisahkan air yang ada di atas, n’ air yang ada di bumi, n di bawah bumi. Terus di “kubah” itu, ada jendela-jendela (atau “tingkap-tingkap langit”). Hujan bisa terjadi kalau satu jendela atau lebih dibuka.

Hmm, mungkin kita senyum-senyum atawa ketawa sebab tahu cara pikir orang kuno, ya nggak? Biar bagaimana pun, ada berita yang ingin disampaikan oleh Kitab Suci, Prenz. Kisah ini mau nunjukin bahwa cakrawala atawa langit itu pun bukan Allah. Tahu nggak kamu? Di agama kuno Sumeria (Babilonia Kuno), cakrawala tuh mayat seorang dewa, yang dibunuh oleh Dewa Marduk, teruzz jasadnya dilempar ke atas, maka jadilah cakrawala.

Alkitab kita nggak pernah mendewa-dewakan cakrawala. Bahkan yang jauh lebih indah adalah bahwa langit n’ cakrawala tuh saksi Allah. Mazmur 19.2 beri tahu kita, “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya.”

Aah! Luar biasa! Allah pun jadikan langit n’ cakrawala saksi-saksi-Nya! Prenz, berarti Allah nggak kurang-kurang membuka diri-Nya buat dikenal oleh kamu-kamu. Cobalah pagi-pagi kamu keluar rumah, lihat langit yang biru, terhampar luas, dan katakan, “Amazing! Luar biasa! Ajaib benar Allahku.” Hidup kamu selama sehari pasti akan so heppi, sebab pujian itu kamu naikkan kepada Allah di pagi hari!

No comments:

Post a Comment